Puasa pada hari `Asyura adalah Sunnah Mu’akkadah, yaitu yang sangat dianjurkan. Ketika Nabi (s) melihat kaum Yahudi di Madinah berpuasa pada hari itu, beliau (s) bertanya untuk apa mereka berpuasa. Mereka berkata bahwa itu adalah hari di mana Nabi Musa (a) memimpin Bani Isra`il dari kejaran Fir’aun. Nabi (s) bersabda, “Aku mempunyai hak yang lebih tinggi terhadap Musa (a) daripada kalian.” Sehingga beliau (s) berpuasa pada hari itu dan memerintahkan hari itu untuk diperingati. Ini adalah versi yang lebih panjang dari yang diriwayatkan oleh `A`isyah (r).
Nabi (s) bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada hari `Asyura (10 Muharam), Allah akan menuliskan baginya seribu [1000] hajat dan seribu tahun umur, dan akan mengaruniakannya dengan ganjaran seribu syuhada, dan akan menuliskan baginya ganjaran yang diberikan pada Nabi Isma`il (a), dan menuliskan baginya tujuh [70] istana di Surga, dan menjadikan dagingnya haram bagi api neraka.”
Pada hadis lainnya Nabi (s) bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada hari `Asyura, ia akan dikaruniai ganjaran bagi seribu malaikat. Dan barang siapa yang membaca “Qul Huwa Allahu Ahad” seribu [1000] kali pada hari `Asyura, Allah akan memandangnya dengan Pandangan Rahmat-Nya, dan akan menuliskan baginya termasuk golongan Shiddiqqin [orang-orang yang jujur].”
Dalam hadis lain, Nabi (s) bersabda, “Bedakan diri kalian dengan Yahudi dengan berpuasa sebelum hari `Asyura atau satu hari setelahnya.”
Barang siapa yang melakukan salat sebanyak empat [4] rakaat pada hari `Asyura, di mana setelah Fatihah pada setiap rakaat dibaca “Qul Huwa Allahu Ahad” sebelas [11] kali, Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama 50 tahun, dan akan membangunkan sebuah mimbar dari cahaya. dan barang siapa yang melakukan mandi sunnah (ghusl) pada hari `Asyura ia tidak akan menderita penyakit pada tahun itu, kecuali penyakit berupa kematian, dan barang siapa yang memakai celak (kuhl) pada matanya di hari `Asyura ia tidak akan menderita sakit pada tahun tersebut.
Doa `Asyura:
Bacalah 70x Hasbuna ‘l-Laahu wa ni`ma ‘l-wakiil ni`ma ‘l-Mawlaa wa ni`ma ‘n-Nashiir
lalu dibaca 7x doa berikut:
“Subĥaanallaahi mina ‘l-miizaan wa muntahal ‘ilm wa mablagha ‘r-ridhaa wa zinata ‘l-`arsy laa malja’a wa laa manjan minAllahi illaa ilayhi, Subhaanallahi `adada ‘s-syaf’i wa ‘l-`arsy wa `adada kalimaati rabbina ‘t-taammaati kullihaa. As’aluka ‘s-salaamata bi rahmatika Yaa Arhama ‘r-Raahimiin wa laa hawla wa laa quwwata illaa billahi ‘l-`Aliyyi ‘l-`Azhiim wa huwa Hasbiya ‘l-Laahu wa ni`ma ‘l-wakiil ni`ma ‘l-Mawlaa wa ni`ma ‘n-Nashiir wa shalla ‘l-Laahu `alaa Sayyidinaa Muhammadin wa `alaa aalihi wa shahbihii ajma`iin”
Sekitar satu jam sebelum adzaan Maghrib memasuki hari ‘Asyura (10 Muharam) duduk menghadap kiblat, dan mulai menyempurnakan Adab Harian, kemudian dilanjutkan dengan TAWASSUL dengan SAYYIDINA Al-HUSAYN dan SYUHADA’ KARBALAA, karena pada hari tersebut, telah syahid Sayyidi Syabaabi Ahlil Jannah [Penghulu Pemuda Ahli Surga] Imaamana wa Mawlaanaa cucu dari Sayyidil `Aalamayn Sayyidii Abii `Abdullah Al-Husayn beserta mereka yang menyertai beliau dari kalangan Sahabat maupun Tabi’iin, ridhwanullahi `alayhim ajma`iin. Setelah berbuka puasa, hadiahkan berkah dan pahala puasa dan awrad harian kalian kepada Nabi (s) untuk samudra-samudra rahasia yang akan dibukakan pada tanggal 14 Muharam