Wednesday, October 31, 2018

tawasul to awliyaallah

Ciri Waliyulloh dan Tawassul untuk Menembus Dimensi Kewalian
a. PENGERTIAN TENTANG WALI ALLAH SWT
Wali berasal dari akar kata waliya-yawla, yang berarti “ dekat dengan sesuatu”. Al-Waliyyu adalah orang yang memiliki kedekatan dengan Allah atau orang yang disayang Allah.
Demikian pula kata waliy, memiliki dua pengertian. Bisa berarti “ orang yang mencintai Allah” atau ba Kihkan ‘ orang yang mencintai dan dicintai Allah sekaligus”.

Menurut Imam Al-Qusyairi waliy, memiliki 2 pengertian :

- Pertama
Orang yang sekuat tenaga berusaha menjaga hatinya agar tetap hanya bergantung kepada Allah dan terus menerus melakukan ketaatan tanpa diselingi kedurhakaan. Disebut juga waliy salik.

- Kedua
Orang yang hatinya secara penuh dan terus menerus dalam penjagaan dan pemeliharaan Allah.Sering juga disebut waliy majdzub.

Dalam kitab Al-Futuhat Al Makkiyyah Ibnu araby menelusuri kriteria orang yang dicintai Allah dalam Al Qur’an dan menemukan kriteria :

- Pertama
Orang yang hanya menjadikan Allah sebagai pelindung

- Kedua
Orang yang mencintai Allah dan berusaha meniru sifat-sifatnya, misal menjadi lebih sabar, lebih penyayang, pemaaf dsb.

- Ketiga
Orang yang senantiasa kembali kepada Allah, bertaubat. Dalam pengertian setiap kali terpeleset dalam maksiat, dengan segera ia bertaubat.

- Keempat
Orang yang selalu menyucikan diri lahir dan batin.

- Kelima
Orang yang selalu bersyukur atas nikmat dan kehendak Allah.
Bagi para wali musibah dan karunia adalah sama-sama nikmat, karena keduanya datang dan berasal dari Allah.

- Keenam
Orang yang selalu berbuat baik dan memperbaiki, yang disebut Muhsin.

- Ketujuh
Orang yang selalu menghadirkan Allah dalam hatinya, pada setiap detak jantung dan hembusan nafasnya.
Para wali Allah adalah Ahlullah atau “ keluarga Allah”.Yakni hamba-hamba yang mendapatkan bimbingan dan penjagaan Allah, sekaligus tugas tertentu dari Allah.

Mengenai kedekatan dan hubungan khusus para wali dengan Allah, rasullulah SAW bersabda :” Sesungguhnya dari kalangan para hamba Allah ada segolongan orangyang bukan nabi dan bukan pula syuhada, namun para nabi dan para Syuhada berebut dengan mereka dalam kedudukan terhadap Allah”.

Wahai Rasullulah, ceritakan kepada kami siapa mereka itu dan apa amal perbuatan mereka. Sebab kami senang kepada mereka karena kedudukan mereka itu, kata para sahabat.

Sabda nabi : “Mereka adalah kaum yang saling mencintai karena Allah, tidak atas dasar pertalian keluarga dan tidak pula karena harta. Demi Allah wajah mereka bercahaya terang. Mereka tidak merasa takut ketika semua orang takut, tidak merasa khawatir ketika semua orang merasa khawatir”.

Lalu beliau membaca Surat Yunus ayat 62 :” Ketahuilah, sesungguhnya para wali Allah itu tiada merasa takut pada mereka dan tidak pula merasa khawatir”.

b. MENEMBUS DIMENSI KEWALIAN DENGAN BERTAWASSUL

Kisah perjalanan para waliyulloh di era pertengahan maupun di zaman sekarang tak pernah sepi dari cerita yang sangat menakjubkan.

Walau berabad abad yang silam mereka telah meninggalkan, pulang ke rahmatulloh, namun nama dan lakon hidup mereka masih tetap abadi dan terus di kenang sepanjang masa.

Tidak hanya itu, tempat dan atap di mana sosok seorang waliyulloh di kebumikan, niscaya tempat itu menjadi naungan para umat manusia dalam mencari berkah atau hanya berziarah.

Kisah hidup mereka dari berbagai ulasan ahli sejarah maupun dongeng para orang tua, menjadi suatu kajian berbagi kalangan dan pihak, khususnya umat Islam untuk terus mengembangkan berbagai ilmu dan pemahaman serta segala bentuk tingkah laku dan sifatnya untuk selalu ditiru. Sehingga dari keluasan ilmu yang pernah diajarkan oleh para waliyulloh masa lalu masih terus bermanfaat untuk kita di zaman sekarang.

Bercerita tentang sosok waliyulloh tentu kita banyak berkhayal karena terobsesi akan kelebihannya, baik dari segi karomah yang dimilikinya maupun dari kebersihan hati serta peran hidup sebagai derajat teragung di hadapan Alloh SWT.

Dalam konsep batin kita sebagai manusia di era modernisasi seperti sekarang ini, ingin sekali bertemu atau setidaknya bisa sedikit diberi perlindungan baik tentang keluasan ilmu maupun yang lainnya.

Namun sayangnya zaman kewalian sudah tidak bisa kita temui lagi, sehingga untuk mencari guru / mursyid yang bisa menuntun kita menuju puncak ma’rifatillah teramat sulit dan langka.

Lantas, masih adakah sosok waliyulloh di zaman ma’asi seperti sekarang ini? Mungkin jawabannya (masih ada) sebab setiap perputaran zaman ke zaman, titisan dari sifat Rosululloh SAW. Di muka bumi ini harus ada yang memegang, yaitu disebut dengan nama, “Quthbul Muthlak”

Tapi di manakah keberadaan mereka sebagai waliyulloh kamil bisa kita temui?… disinilah para umat manusia mulai kehilangan kontak.

Sebab bagaimanapun juga antara zaman kewalian dengan sekarang ini jauh sekali perbedaannya.

Di zaman wali, sosok waliyulloh dapat kita jumpai di berbagai daerah, karena derajat wali pada masa itu sangat ditampakkan oleh Alloh SWT. Sebagai Himmatul Ummat sosok manusia yang mempunyai kharisma dan karomah tinggi di hadapan ummatnya.

Sedangkan di zaman sekarang para waliyulloh, banyak menutup diri dari pandangan sifat manusia karena alasan fitnah.

Mengapa disebut fitnah? Mengulas realita zaman ke zaman, kehidupan manusia selalu berubah-ubah. Nah, seperti zaman sekarang ini misalnya, sifat manusia lebih terarah kepada sifat duniawiyah dan terbelakang dalam hal ilmu agama.

Segala argumen dan hujjah banyak memakai logika dan pikiran belaka, bukan dari hukum atau pemahaman ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, atau keluasan kitab para Ahlillah.

Sehingga dalam kenyataannya, umat manusia lebih banyak tertutup hati karena kebodohan akan ilmunya dan akhirnya Alloh SWT. Menjauhkan mereka dari orang-orang yang menjadi kekasih-Nya.

Lewat nukilan kitab para ulama khosois, seperti “IHYA ULUMUDDIN, TAFSIR QUR’AN AL-MUNIR, dan syarakh BUCHORI” banyak menerangkan: “mencari guru mursyid yang bisa menjalurkan suatu keselamatan dunia akherat di zaman sekarang, bagai KAL IBRITIL AHMAR / mencari microorganisme dalam tubuh kita sendiri”.

Karena saking sulitnya, sehingga 97% ummat manusia banyak yang mati dalam keadaan tersiksa, karena tidak membawa amal kebajikan yang memadai.

Memang sungguh sangat mengerikan para ummat manusia di zaman yang sudah terbilang akhir ini. Kita semua harus bekerja keras untuk mencapai tujuan mulia dihadapan Sang Kholik di akhir zaman nanti.

Sebagai ummat manusia yang penuh ke-dho’if-an, penulis ingin mengajak bersama-sama dalam meraih derajat mulia di sisi-Nya kelak, lewat jalan bertawassul.

Namun sebelum pembedaran tawassul ini penulis kupas secara detil, alangkah baiknya bila kita mulai membersihkan hati dari sifat yang kurang diridhoi-Nya, mulai dari sekarang.

Sebab, bagaimanapun semangatnya hidup kita dalam pembuktian suatu wujud ilmu, apabila hati kita belum bersih dari sifat riya, ujub, takabur, dan dipaksakan dalam melakukan setiap meritualkan amalan / wiridan, karena suatu alasan, ada tujuan tertentu, dan bila tujuan kita sudah terkabul, suatu amalan / wiridan ditinggalkannya lagi, maka apapun semangat hidup kita dalam hal keikhlasan hati belum terbilang bersih.

Nah untuk mengenal arti tawassul secara luas, misteri akan beberkan rahasianya, sehingga, walau zaman telah berubah dan syafa’at para nabi dan waliyulloh telah berkurang, semoga dengan bertawassul ini kita masih tetap bisa berhubungan dengan para waliyulloh hingga mencapai kesuksesan derajat termulia.

Tawassul atau wasilah, adalah suatu alat penghubung antara manusia hidup dengan orang yang sudah tiada (mati).

Dalam konsep, tawassul sering dilakukan di berbagai tempat peziarah maupun tempat peribadatan, seperti, saat akan memulai suatu dzikir, baca barjamzi, tahlilan dan sebagainya.

Biasanya, tawassul disini mempunyai saf / runtutan dari para nabi, malaikat, waliyulloh dan semua ahli kubur dan lainnya, namun untuk membuktikan bahwa bertawassul adalah suatu alat penghubung untuk yang dituju, harus mempunyai peraturan dan tata cara tersendiri.

Lewat ulasan para waliyulloh kamil, mereka banyak memberi suatu pendapat, di antaranya:

Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani, pernah berujar, “Bila aku mati kelak, ruhku akan terus hadir di sela orang-orang yang setiap malamnya mengistiqomahkan, bertawassul kepadaku dengan keikhlasannya, sambil tak pernah henti-hentinya membaca surat Al-fatihah sebanyak 20.000 x setiap malamnya”

Menurut Imam Ibnul Aroby, “Barang siapa yang bertawassul kepadaku secara istiqomah dengan hitungan 7 jam lamanya (dari jam 21.00 s.d. 04.00) niscaya aku akan hadir tanpa perantara / suruhan / khodam, di manapun kamu menginginkannya”.

Menurut imam Abu Hasan Asy-Syadili r.a., “aku kan bertanggung jawab demi keselamatanmua di dunia dan akherat, dan aku akan terus memohonkan kepada-Nya atas segala permohonanmu, dan aku akan menyambangimu / menjumpai di setiap malammu dan aku akan membawamu hidup-hidup di antara kenikmatanku (surga) apabila kamu terus beristiqomah bertawassul kepadaku di setiap malamnya, dengan memudawamkan 5000x surat Al-Fatihah dan 4500x asma Hasbunalloh wa ni’mal wakil”.

Menurut imam Abu Sufyan Atssaury, “Berbahagialah wahai ummatku, sesungguhnya aku diberikan keluasan ilmu sebagai hamba yang mempunyai derajat syafa’at di kemudian hari. Istiqomahkan bertawassul kepadaku di setiap malamnya dengan terus membaca surat Al-Fatihah 7700 x dan solawat nabi (Allohumma Sholli ala sayidina Muhammad) 7000x niscaya ruhku akan selalu hadir setiap kau membutuhkanku, dan percayalah kepadaku, karena sesungguhnya aku takkan tinggal diam untuk selalu mendoakanmu sampai mencapai derajat mulia (surga)”.

Menurut Syarifah Robiatul Adawiyah, ”sesungguhnya aku diciptakan antara hidup dan setelah mati hanya punya satu tujuan, mengabdi kepada Alloh SWT. Dan barang siapa yang bertawassul kepadaku secara istiqomah setiap malamnya dengan membaca surat Al-Fatihah 3333x dan membaca istighfar sebanyak 30.000x niscaya aku akan terus hadir menjumpaimu sampai dirimu tanpa sadar menjadi seorang derajat waliyulloh kamil”.

Menurut imam Asy-Sya’roni, “Jangan kau sesekali meninggalkan istiqomah bertawassul kepada para nabi, malaikat dan wali lainnya. Sesungguhnya bertawassul adalah suatu kebajikan hati dalam mencari syafa’at dan rahmat para Ahlillah yang menjadi kekasih-Nya”. Tambahnya lagi, “sesungguhnya derajat yang paling mudah didapat adalah, kedekatan hati kita dengan para Ahlillah yang menjadi kekasih-Nya, maka tiada lain dan tiada bukan, istiqomahkan bertawassul kepadanya!”.

Menurut imam Ibnu Athoillah, “Keluasan dan penghayatan ilmu sangat diperlukan oleh setiap ummat di dunia. Namun, sebagai rasa takdzim akan penghormatan kepada para kekasih Alloh SWT. Lebih sangat diutamakan. Karena sesungguhnya batu loncatan kita sebagai manusia hidup tak lain adalah bantuan rahmat dari para Ahlillah yang sudah mendahului kita, kuncinya perbanyaklah bertawassul untuknya”.

Menurut pendapat para walijawa (walisongo), “Gunakanlah waktumu untuk kebajikan di jalan-Nya. Sesungguhnya sifat manusia terbagi dalam kelebihan dan kekurangan. Sebagai seorang mahluk yang serba kekurangan akan ilmu dan pengetahuan, dekatkanlah dirimu kepada-Nya lewat jalan para kekasih-Nya (bertawassul) sesungguhnya hanya lewat jalan inilah kamu sekalian akan mendapat derajat mulia di sisi-Nya”
Semoga Bermanfaat...

Monday, October 29, 2018

Rizq

Naseeha Dua for Rizq from Shaykh Nazim Al-Haqqani Ar Rabbani;

1. 7 x Ayatul Kursi - morning & evening
2. 1 x Surah Waqia - daily

3. After each Namaz (without speaking to anyone - sitting & not getting up) read 129x times "Ya Lateef"

4. After reciting (3) read 7 times; Bismillah Irahma Nirraheem "Allahu Latiful Bil ibadihi Yarzuku May'yashaahu Wa Huwal Qawwiyul Aziz"

5. Give Kurbani/Sadaqa 1 or twice a month, (better in poorer countries)

6. Give Daily Sadaqah (Charity) - (even 10 pence a day, Shaykh Nazim has said is ok)

Friday, October 19, 2018

Ijazah Ziarah Habib Lutfi

ADAB ZIARAH MAKAM WALI DAN IJAZAH  TAWASSULNYA.

Ijazah dari:

Al-Habib Muhammad Lutfi bi Ali bin Hasyim bin Yahya Ra Pekalongan ( Mursyid ThoriQoh Syadyziliyah.
Pangeran Muhammad KH.Ali Umar Toyyib Ra Palembang Darussalam ( Mursyid ThoriQoh Alawiyyah )

Sesudah bilang QOBILTU jangan lupa baca fatihah di tujukan buat kedua Guru Mursyid di atas

#Baik sekali di amalkan, dan lebih baik lagi minta ijazah langsung kepada Guru/Orang yang pernah mendapat ijazah langsung.

Sebagian dari adab berziarah ke maqam waliyullah adalah :

1. Perbaguslah niat
2. Perbaiki akhlak
3. Bersih lahir dan batin.
4. Mengingat dan meneladani perjuangan Wali yang di ziarahi.
5. Menyadari bahwa hidup didunia adalah sementara

Insya Allah jika telah memenuhi sebagian syarat tersebut, kemungkinan Qobul akan cepat.
Tujuan ziarah kepada para Wali adalah meneladani perjuangan mereka dalam menegakkan kalimat Tauhid.

Bertawasul kepada mereka, menurut ijma’ para Ulama hukumnya : DIBOLEHKAN.
Tawasul atau wasilah artinya Mengerjakan sesuatu amal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Allah telah berfirman :

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” ( Al-Maidah : 35 )

Ayat ini dikuatkan oleh firman Allah SWT :

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka” ( Al-Isra : 57 )

Perbuatan Tawasul sendiri telah dicontohkan oleh Rasulullah ( HR.Ath-Thabrany dalam kitab Ausath dan Al-Kabir juga Ibnu Hibban dan Hakim ),
Serta para sahabat beliau, diantaranya Sayyidina Umar bin Khotob ( Ad-Durratus Saniyyah fir-raddi ‘alal Wahabiyah : Syekh Ahmad Zaini Dahlan ) dan Sahabat Bilal bin Harits.

Hakekat Tawasul Kepada Nabi, Wali dan Ulama

Tawasul adalah sebagai sebab yang dapat menyebabkan doa dikabulkan oleh Allah. Tawasul diperbolehkan dilakukan dengan seseorang yang masih hidup atau pun yang sudah wafat.
Yang dalam hal ini jelas kesholehannya. Perbuatan tawasul ini ada tuntunan langsung dari Qur’an maupun Al-Hadits serta bimbingan dari Alim Ulama.

Berbagai macam cara tawasul telah diajarkan para Alim Ulama kepada kita. Dan menjadi warisan turun-temurun diantara murid-murid mereka.

Maka diantaranya adalah yang Al-Faqir tuliskan dibawah ini.
Maka jika engkau berkeinginan agar hajatmu tercapai, dengan kondisimu yang hina di mata Allah SWT-maka carilah asbab yang dapat mengantarkan keinginanmu dihadapan Allah SWT.

IJAZAH TAWASUL

1. Sebelumnya membaca Qoshidah Al-Habib Abdullah bin Husein bin Thohir Ba ‘Alawy saat berada didepan Maqom Sang Wali.

BIN HUSAIN BIN THAHIR BA ALAWI

يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنْ ۰۞۰ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِينْ
يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن ۰۞۰ فَرِّجْ عَلَی الْمُسْلِمِيْنْ
يَارَبَّنَا يَاگَرِيْم ۰۞۰ يَارَبَّنَا يَارَحِيْم
أَنْتَ الْجَوَادُ الْحَلِيْم ۰۞۰ وَأَنْتَ نِعْمَ الْمُعِيْن
وَلَيْسَ نَرْجُوْ سِوَاكْ ۰۞۰ فَادْرِكْ إِلَهِيْ دَرَاكْ
قَبْلَ الْفَنَا وَالْهَلاَكْ ۰۞۰ يَعُمُّ دُنْيَا وَدِّيْن
وَمَالَنَا رَبُّنَا ۰۞۰ سِوَاكَ يَاحَسْبَنَا
يَاذَاالْعُلاَ وَالْغِنَی ۰۞۰ وَيَاقَوِيُّ يَامَتِيْن
نَسْأَلُكَ وَالِی يُقِيْم ۰۞۰ وَالْعَدْلَ گیْ نَسْتَقِيْم
عَلَی هُدَاكَ الْقَوِيْم ۰۞۰ وَلاَ نُطِيْعُ اللَّعِيْن
يَارَبَّنَا يَامُجِيْب ۰۞۰ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْقَرِيْب
ضَاقَ الْوَسِيْعُ الرَّحِيْب ۰۞۰ فَانْظُرْ إِلَی الْمُؤْمِنِيْن
نَظْرَةْ تُزِيْلُ الْعَنَا ۰۞۰ عَنَّا وَتُدْنِی الْمُنَا
مِنَّا وَکُلِّ الْهَنَا ۰۞۰ نُعْطَاهُ فِی کُلِّ حِيْن
اَسْئَالُكْ بِجَاهِ الْجُدُوْد ۰۞۰ وَالِی يُقِيْمُ الْحُدُوْد
فِيْنَا وَيَکْفِی الْحَسُوْد ۰۞۰ وَيَدْفَعُ الظَّالِمِيْن
يُزِيْلُ لِلْمُنْگرَاتْ ۰۞۰ يُقِيْمُ لِلصَّلَوَاتْ
يَأْمُرُ بِالصَّالِحَاتْ ۰۞۰ مُحِبُّ لِلصَّالِحِيْن
يُزِيْحُ کُلَ الْحَرَامْ ۰۞۰ يَقْهَرُ کُلَّ الطَّغَامْ
يَعْدِلُ بَيْنَ اْلاَنَامْ ۰۞۰ وَيُؤْمِنُ الْخَائِفِيْن
رَبِّ اسْقِنَا غَيْثَ عَامْ ۰۞۰ نَافِعْ مُبَارَكْ دَوَامْ
يَدُوْمُ فِی کُلِّ عَامْ ۰۞۰ عَلَی مَمَرِّ السِّنِيْنْ
رَبِّ احْيِنَا شَاکِرِيْن ۰۞۰ وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْن
نُبْعَثْ مِنَ الآمِنِيْن ۰۞۰ فِی زُمْرَةِ السَّابِقِيْن
بِجَاهِ طَهَ الرَّسُوْل ۰۞۰ جُدْ رَبَّنَا بِالْقَبُوْل
وَهَبْ لَنَا کُلَّ سُوْل ۰۞۰ رَبِّ اسْتَجِبْ لِی اَمِيْن
عَطَاكَ رَبِّی جَزِيْل ۰۞۰ وَکُلُّ فِعْلِكْ جَمِيْل
وَفِيْكَ اَمَلْنَا طَوِيْل ۰۞۰ فَجُدْ عَلَی الطَامِعِيْن
يَارَبِّ ضَاقَ الْخُِنَاقْ ۰۞۰ مِنْ فِعْلِ مَالاَ يُطَاقْ
فَامْنُنْ بِفَكِ الْغَلاَقْ ۰۞۰ لِمَنْ بِذَنْبِهِ رَهِيْن
وَاغْفِرْ لِکُلِّ الذُّنُوْب ۰۞۰ وَاسْتُرْ لِکُلِّ الْعُيُوْب
وَاکْشِفْ لِکُلِّ الْکُرُوْب ۰۞۰ وَاْکْفِ أَذَی الْمُؤْمِنِيْن
وَاخْتِمْ بِأَحْسَنْ خِتَامْ ۰۞۰ إِذَا دَنَی الإِنْصِرَامْ
وَحَانَ حِيْنُ الْحِمَامْ ۰۞۰ وَزَادَ رَشْحُ الْجَبِيْن
ثُمَّ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمْ ۰۞۰ عَلَی شَفِيْعِ الأَنَام
وَالآَلِ نِعْمَ الْکِرَامْ ۰۞۰ وَالصَّحْبِ وَالتَّابِعِيْن
الحمد لله رب العالمين

2. Dan setelah itu dalam posisi masih berdiri, bacalah salam untuk wali yang kita Ziarohi.

Assalamu’alaika Yaa Waliyullah
Assalamu’alaika Yaa Da’i ilaa Thoriiqillah
Assalamu’alaika Yaa Man akromahulloh bil ‘ilmi wal wilayah wa ‘inda qobri ahli baitin nabiyyi Sholallahu ‘alaihi wa sallama tuzaadu bihadzihil kalimaati.

Assalamu’alaika Yaa Ahla baiyti Rasulillahi Sholallahu ‘alaihi wa sallama.
Assalamu’alaika Yaa Baniiz Zahroo-il Batul.
Assalamu’alaika Yaa Baniil Musthofa Sholallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallama..

Assalamu’alaika wa ‘alaa jaddika Rasulillahi Sholallahu ‘alaihi wa sallama.
Assalamu’alaika wa ‘alaa jaaddatika Sayyidatina Fatimataz zahro sayyidati nisaa-il ‘aalamiin warohmatullahi wa barokatuh.

3. Kemudian duduk sambil membaca :

Attahiyyaatul mubaarokaatush-sholawaatuth-thoyyibaatu lillahi.Assalamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu warohmatullahi wa barokatuhu.

Assalamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillahish-shoolihiin…( Yaa Hayyu Yaa Qoyyum.7x tanpa nafas )

Allahumma inni waaqifun bibaabika walaa-idzun bijanaabika wa muta’awwidzun bijalaalika wa mutawassilun bi auliyaa-ika wa mustasyfi’un bi waliyyika……………..bin…………..antaqdhiya jamii’a haajati…..( sebut hajat kita )

( Cat : setelah kalimat bi Waliyyika sebut nama Wali yang kita Ziarohi )

4. Setelah itu membaca :

• Asyhaduan laa ilaha ilallah wa asyhaduanna Muhammadar rasulullah.3x
• Astaghfirullahal adhiimal ladzii laa ilaha illa huwal Hayyul Qoyyum wa atubu ilaih 3 kali.

5. Membaca Sholawat Ruh :

Bismillahir rahmaanir rahiim.

Allhohumma sholli ‘alaa ruuhi sayyidina Muhammadin fiil arwaahi wa ‘alaa jasadihi fil ajsaadi wa ‘alaa Qobrihi fiil Qubuuri wa ‘alaa alihi wa shohbihi wabarik wa sallim tasliiman bi qodri ‘adhoomati dzaatika fii kulli waqtin wahiin.11x

6. Setelah itu bacalah surah yasiin wa tahlil seperti biasanya.

7. Baru kemudian membaca fatehah khusus kepada waliyullah tersebut sbb:

1. Alfatehah liridho illahi ta’alaa… syai-un lillahi ta’alaa…. alfatehah.1x

2. Alfatehah lisyafaa’atin Nabiyyi Sayyidina Muhammadin Sholallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam….Alfatehah 1x

3. Alfatehah libarokaati karoomati auliyaa-illahi ta’alaa….Alfatehah 1x

4. Alfatehah liridhol walidayni syai-un lillahi ta’alaa….. Alfatehah 1x

5. Alfatehah li akhi wa tau-amaani wa qoriibi syai-un lillahi ta’alaa….. Alfatehah 1x

6. Alfatehah ilaa ruuhi karoomati ………( Nama Wali yang dimaksud )…….wawalidayhi wa masya-ikhihi. …..Alfatehah 1x

7. Assalamu’alaika Yaa Syekh……….( Nama Wali yang dimaksud ) 7x…( Hadir )

8. Hatta Arokum bi’aiini wa ukallimukum bilisaanii. 7x

9. Kemudian baca Dzikir ini :
Yaa Huu.1511x

10. Kemudian bacalah Amalan Asadullahil Gholib.

Pembacaan ini dimaksudkan untuk pencegahan dari kedatangan Ruhaniyyah atau sebangsa jin yang akan menyerupai Wali yang kita inginkan.
Insya Allah setelah membaca ini maka ruhaniyyah / Jin / Khodam itu tidak akan bisa menyerupai sang Waliyullah.

Ciri-ciri kedatangan Waliyullah biasanya diiringi dengan suasana yang terasa hening, badan dan pikiran kita terasa tenang, hati merasa haru, terasa tumbuh Jiwa Tauhid kepada Allah SWT, meleburnya nafsu dalam diri, timbul rasa berdosa akan kesalahan / maksiat yg kita perbuat.

Ini Bacaan Asaddullohil Gholib:

Alfatehah ‘ala niyyatil hifzhi wassalamati min syarril kholqi ajma’in,..
Waliridho illahi ta’alaa syai-un lillahi bissiril fatehah…..

1. Asyhaduan laa ilaha illallah wa asyhaduanna muhammadan rasulullah. 3x
2. Astaghfirullahal adziim. 3x
3. Allahumma sholli ‘alaa sayyidina muhammadin nabiyil’ummi wa ‘alaa alihi wa shohbihi wa sallam.3x
4. Fakasyafna ‘anka ghithoo-aka fabashurkal yauma haddid.3x
5. Lahaula walaa quwwata illa billah.
6. Bismillahi…( Allahu akbar 3 kali senafas)

Tawasaltu bi sayyidil imam masyriq wal maghrib asadullahil gholib sayyidina ali bin abi tholib wa tilmidzihi dzul-iman laqobuhu kian santang, wal habib abdullah bin abdul qodir bil-faqih, wa syekh……..( isi dengan nama wali yang kita ziarohi )

7. Allahumma iyyakana’budu wa iyyaka nasta’iin…….( Niatkan disini hajatmu)
8. Ihfazhna wa salimna min syarril kholqi ajma’iin.
9. Bihaqqi…. : Laa ilaha illallah. 7x ( tahan nafas….)
10. sambung dengan ucapan : Muhammadur rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam.
11. Ya ‘ibadallah a’iinuuni.3x
12. Ya Rijal Ghoib unshuruni billah.3x
13. Ya Allah..66x / 1000x

14. Sholawat Nuur:

Allahumma sholli ‘ala nuril anwar, wa sirril asror,wa tiryaqil aghyaar, Wa miftahii baabil yasaar, sayyidina muhammadinil mukhtar wa alihil ath-har,wa ashabihil akhyaar, ‘adada ni’amillahi wa ifdholi…11 x

8. Selanjutnya hidupkan dzikir nafasnya selama kurang lebih 10 menit / selama setengah jam / selama yang kita inginkan )

Caranya:

1. Tarik nafas dari bawah pusat sampai ke ubun-ubun, baca : HUU
2. Turun nafas dari ubun-ubun kebawah susu kanan 2 jari, baca : ALLAH……sambil munajat kepada Allah dibatin . Fokus untuk kehadiran sang waliyullah.

9. Tutup dengan Doa ===

Catatan :
Pada maqom-maqom tertentu ( kedudukan seseorang dimata Allah SWT ) kehadiran seorang Waliyullah bisa dilihat dan dirasakan dengan mata kepala kita, Hati dan semua panca indera lahir batin akan mengetahui kehadiran Sang Wali.
Namun apabila Maqom yg kita punya jauh dibawah itu, maka kedatangan beliau biasanya hadir dalam mimpi secara urut.
Artinya minimal selama 3 hari ( malam ) berurutan beliau akan mengabarkan kehadirannya.
Saat itulah akan ada komunikasi antara kita dan beliau.
Bentuk komunikasi tersebut tidak sama antara satu dengan yang lain.
Alangkah baiknya jika pengalaman spiritual ini tidak dibuka kepada orang lain. Tapi kabarkan saja kepada Guru / Syekh kita sendiri.

Tuesday, October 9, 2018

Adab Safar

Adab Shafar

Nabi (saw) menjuluki bulan ini Shafar al-Khayr.  Berikut ini adalah amalan harian yang dilakukan di bulan Shafar sebagaimana yang diberikan oleh Mawlana Syekh Nazim (q)

1. Syahadat (3x)

2. Astaghfirullah (300x)

3. Berikan sedekah setiap hari demi Allah (swt)

  Grandsyekh (q) biasa berkurban setiap tanggal 27 Shafar.

4. Baca Surat al-Fiil (7x)

5. Ayat Kursi (7x)

6. Pada hari RABU TERAKHIR bulan Shafar dianjurkan untuk tidak pergi ke mana-mana, kecuali memang perlu.

Grandsyekh (q) berkata, "Pada Rabu terakhir di bulan Shafar, 70.000 bala diturunkan ke dunia. Orang yang menjaga adab (seperti yang disebutkan di atas) akan dilindungi oleh Allah (swt)."  

Allahu khayru hafizhan wa huwa arhama ‘r-Rahimiin

Shalat Daf'il Bala pada Rabu Wekasan

Pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar laksanakan Shalat Sunnah Daf’il Balaa (4 raka’at, tanpa tahiyyat awal), di mana pada setiap raka’at dibaca Surat Al-Fatihah, Al-Kawtsar 17x, Al-Ikhlash 5x, Al-Falaq 1x dan An-Naas 1x.

Kemudian berdoa dengan sighat (formula) sebagai berikut:

بسم اللٌه الرٌحمن الرٌحيم  وصلٌي اللٌه علي شيٌد نا محمٌد وعلي آله وصحبه وسلٌم  اللٌهمٌ يا شد يد القوي ويا شد يج المحال يا عزيز دلٌت لعزٌتك جميع خلقك إكفني من جميع خلقك يا محسن يا مجمٌل يا متفضٌل يا منعم يا مكرم يا من لا إله إلا آنت برحمتك يا آرحم الرٌاحمين اللٌهمٌ بسِرٌِ الحسن وآخيه وجدٌه وآبيه إكفني شرٌ هدا اليوم وما ينزل فيه يا كا فيٌ فسيكفيكهم اللٌه وهو السٌميع العليم وحسبنا اللٌه ونعم الوكيل ولا حول ولا قوٌة إلاٌ باللٌه العليٌ العظيم وصلٌي اللٌه علي شيٌد نا محمٌد وعلي إله وصحبه وسلٌم

Bismillaahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim. Wa shalla'Llaahu `alaa Sayyidina Muhammadin wa `alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.  Allahumma yaa Syadiidal Quwa wa yaa Syadiidal Mihaal, yaa `Aziizu, Dzallat li `izzatika jami`u khalqika, ikfinii min jami`iI khalqika, yaa Muhsin, yaa Mujammil, yaa Mutafadhdhil, yaa Mun`im, yaa Mukrim, yaa Man laa ilaaha illaa anta bi rahmatika yaa Arhama 'r-Rahimiin.  Allahumma bi sirril Hasan wa-akhihi, wa jaddihi wa-abihi, ikfinii syarra hadzal yawmi wama yanzilu fihi, yaa Kaafi, fasayakfika humu'Llaahu wa huwa 's-Samii`u 'l-`Aliim, wa hasbuna'Llaahu wa ni’ma 'l-wakiil, wa laa hawla wa laa quwwata illaa bi'Llaahi 'l-`Aliyyi 'l-`Azhiim, wa shalla 'Llaahu ta`ala `alaa Sayyidina Muhammadin wa `alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyang.  Moga-moga Kurnia-Mu, dan Kedamaian bersama-Mu akan semakin terlimpah buat Junjunganku Nabi Muhammad (saw) beserta para keluarga, dan segenap sahabat beliau.  Allahumma Yaa Allah, Dzat Yang Amat Sangat Kuat, Wahai Dzat Yang Amat Sempurna Dalam Memelihara, Wahai Dzat Yang Amat Perkasa, semua mahluk-Mu tunduk belaka ke Hadirat Keperkasaan-Mu, Peliharalah diriku ini Yaa Allah, Wahai Dzat Yang Senantiasa Baik, Wahai Yang Senantiasa Sempurna Dalam Menangani, Wahai Yang Tak Lagi Menakar Dalam Memberi, Wahai Sumber Kenikmatan, Wahai Yang Senantiasa Menghargai, Wahai Yang Tiada Lagi Duanya untuk Dipertuhan – Hanya dengan Rahmat-Mu aku akan menjalani seluruh peranku selaku hamba-Mu Yaa Allah. Demi Rahasia Martabat Hasan Cucu Kekasih-Mu di sini, dan di Surga nanti, Demi Martabat Husein, saudaranya, demi Martabat Muhammad Kakeknya, dan demi Martabat Ali Bapaknya Lindungi aku dari ketidakbaikan yang ada pada hari ini, Yang Engkau Berkenan Menurunkannya. Wahai Sang Kecukupan Engkau Pasti Akan Mencakupi Kesemuanya, Engkaulah Sang Maha Mendengar, dan Maha Meliputi. Cukup Allah bagiku, Sebaik-baik Penyangga Hanya Dia, Segala sesuatu akan terdaya, dan bakal kucapai bersama Dia Dalam Kehambaan diriku pada-Nya.  Dia Maha Luhur, dan Maha Agung. Moga-moga Kurnia-Mu, dan Kedamaian Bersama-Mu akan semakin terlimpah buat Junjunganku Nabi Muhammad (saw)beserta segenap keluarga, dan para sahabat beliau. Aamiin.

Kemudian dibaca Surat Yaasin, dan pada Ayat ke-58 (Salaamun qawlam mi 'r-rabbi 'r-rahiim) diulang sebanyak 313x.

Sebaiknya lebih menahan diri untuk keluar dari rumah pada hari ini. Jika memang harus keluar rumah, maka laksanakan Adab ini terlebih dahulu dan pulanglah ke rumah dengan segera. Grandsyekh berkata: "Pada hari Rabu terakhir bulan Shafar, 70,000 penderitaan (bala) akan turun ke dunia. Barang siapa yang melaksanakan Adab ini, ia akan dilindungi oleh Allah (swt)."

Saturday, October 6, 2018

Salawat Dhatiyyah

Salawat Dhatiyyah

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلى الذّاتِ الْمُطَلْسَمِ وَاْلغَيْبِ الْمُطَمْطَمِ لاَهُوتِ الْجَمَالِ َناَسُوتِ اْلوِصَالِ طَلْعَةِ اْلحَّقِّ كنزِ عَينِ اِنْسَانِ اْلأزَلِ فىِ نَشْرِ مَنْ لَمْ يَزَلْ فىِ قَابَ نَاسُوتِ اْلوِصَالِ اْلاَقْرَبِ اللَّهُمَّ صَلِّ بِهِ مِنْهُ فِيهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Allahumma salli `alaa ‘dh-dhaati 'l-mutalsam wa ‘l-ghaybi 'l-mutamtam laahooti 'l-jamaali naasooti 'l-wisaal tal`ati ‘l-haqqi kanz `ayn insaan al-azali fee nashri man lam yazal fee qaabi naasooti 'l-wisaali 'l-aqrab. Allahumma salli bihi minhu feehi `alayhi wa sallim.

Who knows Arabic knows how profound this salaat is. Allahumma salli `alaa ‘dh-dhaat al-mutalsam wa ‘l-ghayb al-mutamtami laahooti ’l-jamaal. Here it expresses that there is no one more beautiful than Prophet , he is the beauty of this universe and he is the beauty of heavens and here Allah sends His prayers and praises on that Essence that no one knows about, for it is hidden and you cannot penetrate its realities without knowing the secret codes needed to open it and decode them. For example, if you have a rough diamond it is a large rock which you break down and break down until you reach the gem, then you cut it nicely and then after that you have to polish it. He then mentions the Dhaat al-Mutalsam, that essence that is covered and which no one can open, and al-Ghayb al-Mutamtam, the unseen ghayb that no one can reach or discuss. It then mentions al-Laahoot al-Jamaal. “Laahoot” means that which belongs to earth and “Naasoot” is the connection from earth to heavens, the appearance of Truth, which is Sayyidina Muhammad , where Allah dressed him with the dresses of Justice, Beauty and ...of human beings.

Insan al-azal fee maa nashari maa lam yazal, “the human being that is living from azal to abad who will open from the secrets of heavenly Names and Attributes." Fee qaabi naasoot al- wisaal al-aqrab. He opens only to those who reached the connection between earthly life and heavenly life, he opened to them as they are moving forward to heavens. Yaa Allah salli bihi. Salli bihi is different than salli `alayh. It means make the salaat through him. Salli bihi minhu. Make the salaat from him to him from the Prophet  to the Prophet  and in him, wa sallim, and give greetings of peace. Amin.

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

Wednesday, October 3, 2018

Cure for sadness

Cure for sadness

Say, "In the bounty of Allah and in His mercy, in that let them rejoice; it is better than what they accumulate." (Yunus, 10:58)

Allah is saying, “You must be happy in Allah’s favor and mercy!” Awliyaa and `ulama say that rahmah is Muhammad (s).

So whenever you have a sad moment in your life, recite 7 times Surat Alam Nashrah (Surat ash-Sharh) on water and drink it every day; that depression will go away and you will be healed from that sadness.

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

*Untuk Kalangan Sendiri