Tuesday, December 9, 2014

Dua for calamities

Doa Ampuh untuk Menghilangkan Penderitaan dan Bencana

Diriwayatkan oleh Sayyidina al-Hasan (r), cucu Nabi (s), dari Ibn Abi ad-Dunya (r) di dalam kitabnya, Kitab al-Mujabiin, Kita mengenai Orang-Orang yang Doanya Dikabulkan oleh Allah (swt):

Kana rajulun min ash-haab an nabi mina ‘l-anshaar, yukanna aw aba mu`allaq.  Ada seorang Sahabi dari kaum Anshar pada zaman Nabi (s) yang merupakan seorang pengusaha dan menghasilkan banyak uang.  Ia banyak melakukan perjalanan dan banyak orang yang menginvestasikan uangnya padanya karena keuntungannya bagus.  Pada suatu hari ketika ia sedang melakukan perjalanannya, seorang perampok menghentikannya.  Sulit untuk melihat wajah perampok itu karena wajahnya ditutupi, dan ia menghunuskan pedangnya sambil berkata, “Letakkan semua uang yang kau miliki di atas sana dan aku akan membunuhmu, aku tidak akan membiarkanmu hidup!”  Sahabi itu berkata, "Ambillah uangku, tetapi apa perlunya darahku?”  Perampok itu berkata, “Aku akan mengambil uangmu dan membunuhmu juga."  Sahabi itu berkata, “Jika engkau tidak membiarkan aku hidup, maka izinkan aku untuk salat empat rakaat sebelum aku mati.”  Perampok itu berkata, “Salatlah sesukamu," aku akan membunuhmu di sini, tetapi jika engkau meminta waktu untuk salat, aku akan memberikannya." 

Jadi Sahabi itu mengambil wudu, salat empat rakaat dan pada sujud terakhirnya ia berdoa:

یَا وَدُودُ ، يَا ذَا الْعَرْشِ الْمَجِيدِ ، يَا فَعَّالُ لِمَا تُرِيدُ ، أَسْأَلُكَ بِعِزِّكَ الَّذِي لَا يُرَامُ ، وَمُلْكِكَ الَّذِي لَا يُضَامُ ، وَبِنُورِكَ الَّذِي مَلَأَ أَرْكَانَ عَرْشِكَ ، أَنْ تُكْفِيَنِي شَرَّ هَذَا اللِّصِّ ، يَا مُغِيثُ أَغِثْنِي ، يَا مُغِيثُ أَغِثْنِي ، يَا مُغِيثُ أَغِثْنِي

Yaa Waduud, yaa Waduud! Yaa Dzal-`Arsyi ‘l-Majiid! Yaa fa`aalun limaa yuriid!  As’aluka bi `izzika ‘l-ladzii laa yuraam wa bi-mulkika ‘l-ladzii laa yudhaam wa bi-nuurika ‘l-ladzii mala’a arkaana `arsyika an takfiyanii syarra haadza ‘l-lish.  Yaa Mughiitsu, aghitsnii! Yaa Mughiitsu, aghitsnii!  Yaa Mughiitsu, aghitsnii!

Yang Maha Mencintai, Yang Maha Mencintai!  Wahai Dzat Yang Memiliki Singgasana!  Wahai Dzat Yang dapat melakukan apa yang dikehendaki-Nya!  Aku memohon pada-Mu melalui Keperkasaan-Mu yang tak dapat disakiti, dan dengan Kerajaan-Mu yang tak dapat dikalahkan, dan Cahaya-Mu yang mengisi pilar dari Singgasana-Mu agar Engkau melindungiku dari kejahatan perampok ini!  Wahai Dzat Yang menyelamatkan orang dari bencana, selamatkanlah aku! Wahai Dzat Yang menyelamatkan orang dari bencana, selamatkanlah aku!

Segera setelah ia selesai berdoa, seorang kesatria berkuda mendekat dengan sebuah harbah, tombak besar di tangannya.  Ia meletakkannya di belakang telinga kudanya.  Ketika perampok itu melihatnya, ia mendatanginya untuk berkelahi.  Kesatria itu mampu membunuhnya dengan sekali hantam.  Kemudian ia mendatangi Sahabi itu dan berkata,  “Berdirilah.”  Sahabi itu berkata, “Demi Allah dan Nabi-Nya (s), semoga Allah memberimu nyawaku, siapa engkau?  Allah telah menyelamatkan aku hari ini melalui tanganmu.”  Ia berkata,  "Aku adalah seorang malaikat dari langit, dari langit keempat.  Ketika engkau berdoa, setelah bagian pertama, aku mendengar pintu-pintu langit terdengar retak dengan suara keras, sami`tu bi-abwaabi ‘s-sama ar-rabi`a qaaqaa.  Lalu setelah bagian kedua dari doamu, dajja kabiira, para penghuni langit mulai mendengar kegaduhan.  Kemudian setelah bagian ketiga doamu, sebuah suara datang padaku, mengatakan, “Pergilah dan bantulah orang itu!,” jadi aku memohon kepada Allah (swt) untuk mengizinkan aku membunuhnya.

Dan Sayyidina al-Hasan (r) (sang periwayat) mengatakan, "Barang siapa yang mengambil wudu, salat empat rakaat dan berdoa dengan doa itu, Allah akan menerima permohonannya, apakah orang itu mempunyai penderitaan atau tidak." 

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
Dari www.sufilive.com

Bismillah enam


Sunday, November 30, 2014

Cleaning

following litany (adab/wirid) is for those seeking any sort of Clear Opening, be it:

Spiritual in nature, such as to be dressed by blessing from Allah Almighty and Rasulullah (saw)
Physical (Worldly) in nature, pertaining to business, work, job, and also to be successful.
There is a type of Angel appointed by Allah Almighty, for one who reads a hundred times daily, of each of the following:

La illa ha illallah (100 times), and at the end, say, Muhammadur Rasulullah (once). لا إله إلا الله
محمد رسول الله

MashaAllah (100 times) ما شاء الله
Alhamdulillah (100 times) الحمد لله
Shukranlillah (100 times) شُكْرًالِلَّه
Subhanallah (100 times) سبحان الله
Astaghfirullah (100 times) أستغفر الله
Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un (100 times) إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ
Hasbunallah hu wa ni’mal wakeel (100 times) حَسۡبُنَا اللّٰهُ وَنِعۡمَ الۡوَكِيۡلُ
Tawakkal tu ‘alallah (100 times) تَوَكَّلْتُ عَلَي اللَّه
La hawla wa la quwwata illa billah hil aliyil azhim (100 times) لآحَولَ وَلآقُوَّةَ اِلَّأبِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Then recite the Naqshbandi Ihda, “Ila sharafin-nabi, salla-Allahu `alayhi wa sallam wa aalihi wa sahbihil-kiraam wa ila arwaahi ikhwanihi min al-anbiya-i wal-mursaleen wa ila arwaahil a immatil arba` wa ila arwaahi mashaykhina fit-tariqati-n-Naqshbandiyyati-l-`aliyya khaassatan ila ruhi imami-t-tariqah wa ghawthil-khaliqat khwaja Bahauddin Naqshband Muhammad al-uwaysi al-bukhari, wa ila sultanul-awliya shaykh Abdullah al-faiz ad-Daghestani wa ila shaykhina Muhammad Nazim al-Haqqani wa ila hadhratin ustadzina wa ustadzi ustadzina, wa siddiqiyyun, Al-Fatihah.” (once)
Ihda Spiritual Medicine: Adab for Seeking a Clear Opening in Life, by Shaykh Adnan Kabbani
Allah Almighty will open all the Heavenly Doors for the one who recites this litany/adab, and all Angels will serve such a one, the one who is doing this wirid above.

Saturday, November 29, 2014

Niat mengikuti

MSH menjelaskan ttg lafzh niat yg biasa qt bc & qt hrs bnr2 memperhatikannya. Semisal qt akan melakukan shalat Shubuh: Ushalli fardhash-shubhi... mustaqbilal-qiblati ada-an lillahi ta'ala. Dlm niat ini sdh jls bhw qt niat shalat fardhu Shubuh 2 raka'at menghadap Qiblat skrg krn Allah ta'ala.Ada klmt menghadap Qiblat, yg artinya menghadap Ka'bah. Jd krn qt tdk bs membayangkan Allah mk qt diperbolehkan menghadapkan diri qt/tawajjuh membayangkan Ka'bah d hadapan qt. Ini penjelasan singkatnya diperbolehkan membayangkan Ka'bah qt shalat.
Sdgkn Allah tdk bs dibayangkan dgn sesuatu pun, baik cahaya, lafazh tlsnnya, bahkan apapun jg. Subhanallah... mk itu Shahibusy-Syari'ah mengajarkan qt niat dgn sebaik2 niat.
MSH pernah menjelaskan ttg bgmn shalat qt akan lbh khusyu' & diterima Allah SWT. Sdh jls & pasti qt hrs mengikuti aturan2/kaidah2 scr Syar'i. Slh satunya ttg niat. Pertanyaan pertama adlh ktk qt shalat qt "menghadap" Allah SWT. Lalu bgmn qt bs membayangkan Allah sesuai dgn rkn Ihsan bhw qt beribadahkpd Allah seolah2 qt melihat-Nya, apabila qt tdk bs melihat-Nya mk sesungguhnya Dia melihat qt?
Mk itu ktk org2 shalat d dpn Msjd Al Haram d dpn Ka'bah/Baytullah, sunnahnya mrk hrs memandang Ka'bah bkn melihat tempat sujud tp sblknya bg yg shalat tdk melihat Ka'bah disunnahkan melihat tmpt sjd.
Sbg penutup, MSH pernah jg menjelaskan ttg niat Nawaytu Arba'in dst apabila qt hendak memulai ibadah. Jd baik membaca itu ablm membaca niat shalat, niat bc Al Qur'an dll. Ada sdkt tmbhn mengenai niat shalat & ini sifatnya rahasia dr Masyaikhina (bkn konsumsi umum). MSH pernah diajarkan Grandshaykh Abdullah (Q) ttg niat shalat yg serta merta akan membawa qt keHadhirat Allah SWT. Nitanya sm dgn yg biasa hanya sj ditambahkan klmt: Muqtadiyan bisayyidisy-Syaikh Abdullah Al Faiz Ad Daghestani, muqtadiyan bisayyidi Rasulillahi SAW ada-an lillahi ta'ala.
Klo qt dgn menyebut Muqtadiyann biSayyidisy- Syaikh Muhammad Nazim Al Haqqi, muqtadiyan bis-Sayyidi Rasulillah SAW.
Artinya mengikuti.

Monday, October 20, 2014

Ihda

Ihda: mempersembahkan pahala bacaan yang telah kita baca sebelumnya kepada Nabi (s) dan para syuyukh kita, khususnya dalam Tarekat Naqsybandiyya Nazimiyya.

Allahumma balligh tsawaaba maa qara’naahu wa nuura maa talawnaahu, hadiyyatan wa washilatan minnaa ilaa ruuhi Sayyidina wa Nabiyyina Muhammad (s) wa ‘aalihi wa shahbihi ‘l-kiram, wa ilaa arwaahi ikhwaanihi minal-anbiyaa’i wa ‘l-mursaliin wa khudamaa-i syaraa-ihim wa ilaa arwaahi ‘l-a-immati ‘l-arba`ah wa ilaa arwaahi  masyaayikhinaa fii thariiqatin Naqsybandiyyati ‘l-‘Aliyyah, khaassatan ila ruuhi imami ‘th-thariqati wa Ghawtsi ‘l-khaliiqati Khwaajaa Bahaauddiin Naqsyband Muhammad al-Uwaysiyil Bukhaari, Wa ‘ilaa hadhrati Mawlaanaa Sulthaani ‘l-Awliya Syaykh ‘Abdullah Daghistaanii, wa Mawlaanaa Syaykh Muhammad Naazhim al-Haqqaani wa Mawlana Syaykh Hisyam Kabbani, wa Shaykh Adnan Kabbani, wa Shaykh Muhammad, wa Shahibul Zaman Sayyidina Muhammad al-Mahdi (`alayhi 's-salaam), wa Ruuhullah Sayyidina `Isa (`alayhi 's-salaam), wa Sayfullah Sayyidina `Ali (`alayhi 's-salaam) wa ilaa saa-iri saadaatinaa wa ‘sh-shiddiqiina al-Faatihah

Saturday, October 4, 2014

Sholat malam Ied al Adha

Shalat di mlm ied al adha: shalat sunnah dua rakaat pd stiap rakaat membaca alfaatihah 15 x, al ikhlash 15x, al falaq 15x, annaas 15x. Setelah salam baca ayat kursi 3x, istighfar 15x, kemudian berdoa sekehendak anda permohonan utk kebaikan dunia dan akhirat. (Al ghunyah: sykh abd qadir al jiilani). Smoga bermanfaat sbagai adab dan amal shalih.

Monday, September 29, 2014

Awrad Bismillahirahmanirahiim

“Setelah Salat Subuh hingga matahari terbit, bacalah 1000 x ‘Bismillahir Rahmanir Rahim’. Lakukan selama 40 hari, maka akan muncul seberkas cahaya pada diri kalian, Cahaya Surgawi. Selama 40 hari cahaya itu akan semakin kuat, hingga kalian dapat melihat dan menyaksikan apa yang ada di alam Malakut! Siapa yang dapat melakukannya, boleh melakukannya selama 40 hari, pasti akan muncul seberkas cahaya dari Langit ke dalam kalbunya.”
Sayyid Mawlana Shaykh Nazim An Naqshbandi (q)

Sunday, September 28, 2014

Bayat Shah Mardhan..

bismillaahi 'r-rahmaani 'r-rahiim

Inna 'l-ladziina yubaayi`uunaka innamaa yubaayi`uun-Allaah, yadullaahi fawqa aydiihim faman nakatsa fa-innamaa yankutsu ‘alaa nafsih wa man awfaa bimaa `aahada `alayhullaaha fa-sayu’tiihi ajran `azhiimaa [al-Fath, 48:10]

Radhiinaa billaahi rabban, wa bi 'l-Islaami diinaa wa bi sayyidinaa wa nabiyyinaa Muhammadun shall-Allaahu ta`aala `alayhi wa sallam Rasuulan wa Nabiyyan wa bi 'l-Qur’aani kitaaban w'Allaahu `alaa maa naquula wakiil, w'Alhamdulillaahi rabbi 'l-`aalamiin, wa qabilnaa bi sayyidinaa asy-Syaykh Muhammad Naazhim al-Haqqaani wa Grandsyekh `Abdullah al-Fa'iz ad-Daghestani wa bi Syah-i-Mardaan wa Imam al-Mahdi al-Muntazir qudwatan lanaa ila mahabati 'n-Nabiyy shall-Allaahu ta`aala `alayhi wa sallam wa ila t`aliiminaa thariiqi 'l-Islaam wa thariiqati 'n-Nabiyyinaa sayyidinaa Muhammad shall-Allaahu `alayhi wa sallam wa thariqat asy-syari`ah wa sunnatu 'n-nabawiyya-t-isy-syariifa w'Allaahu `ala maa naquulu wakiil

Allaahu Allaahu Allaahu Haqq

Allaahu Allaahu Allaahu Haqq

Allaahu Allaahu Allaahu Haqq

Awrad Haji Akbar

Ini adalah haji yang sangat istimewa. Bagi mereka yang tidak bisa datang ke sini tahun ini, tetapi telah mempersiapkannya namun karena pemerintah melarang mereka pergi, Allah (swt) mengutus malaikat-malaikat untuk mewakili mereka. Juga bagi orang-orang biasa yang mengatakan, “Jika saja kita sampai di Padang Arafat,” tetapi mereka tidak mampu, Allah (swt) telah menciptakan malaikat-malaikat untuk berada di Arafat mewakili mereka, untuk menerima nikmat-nikmat itu dari-Nya.

Besok, kalian harus berusaha untuk menyelesaikan:

1000 kali Surat al-Ikhlash
1000 kali laa ilaaha ill-Allah
1000 selawat: Allahumma shalli `alaa Muhammadin wa `alaa aali Muhammadin wa sallim
100 kali laa ilaaha ill-Allah, wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiit, wa Huuwa `alaa kulli syay’in qadiir
100 kali wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil `Aliyyil Aazhiim
Dan pada setiap salat membaca takbiir: Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, laa ilaaha ill-Allah, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil hamd. (Kutipan shuhba di atas)

Mawlana Grandsheikh Nazım qs. was asked in the month of Dhul Hijjah 2012:
What dhikrs should they do?
--------------
- 1000x la ilaha illallah

- 1000x Salawat

- 1000x Shahada,

- 100x Ikhlas al-Sharif.

- 100x Ya Latif.

- 100x Ya Jabbar Ya Ghaffar.

- 100x Ya Mu'in al-ajeezin (O Helper of the helpless).

- 100x Astaghfirullah.
-------------
Be careful with your prayers. Prayers are
important. Mawlana said the people should do the qiyam al-layl/night prayer even if it is at least for 2
rakats.

Saturday, September 27, 2014

Shohbet Bayat Shahi Mardhan

Ketika Mawlana Syekh Nazim (q) berkata, “Yaa Syah-i-Mardaan, yaa Syah-i-Mardaan, yaa Syah-i-Mardaan, yaa Syah-i-Mardaan!” kita memberikan bay’at kita kepadanya.  Ketika kita mengatakan, “Inna alladziina yubaayi`uunaka innamaa yubaayi`uun Allah, yadullaahi fawqa aydiihim, faman nakatsa fa-innama yankutsu `alaa nafsihi wa man awfaa bimaa `ahad `alayhullaaha fa-sayu’tiihi ajran `azhiima (48:10) ...wallah bima naquul wakiil wa qabilnaa bi Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil wa Grandsyekh `AbdAllah al-Fa'iz ad-Daghestani wa bi Syah-i-Mardaan wa Imam al-Mahdi al-muntazir... wa kullun min rasuulullah multamisan.

Jadi Mawlana Syekh Nazim (q) menyebut Syah-i-Mardaan dan terus menyebut Syah-i-Mardaan, dan beliau berkata, “Aku menarik rahasia Tarekat Naqsybandi dan aku berikan kepadamu (Sayyidina `Ali)!  Ini adalah pekerjaanmu, kau yang akan menanganinya!” sebagaimana Grandsyekh `AbdAllah berkata, “Ketika seorang syekh tarekat meninggal dunia, beliau menyerahkannya kepada Sayyidina `Ali (r) dan Sayyidina al-Mahdi (a).”

Jadi sekarang sebagian besar tarekat berada di tangan Sayyidina `Ali (r) dan Sayyidina al-Mahdi (a) kecuali untuk Tarekat Naqsybandi, ia masih menetes. Tetapi sebelum meninggal dunia, Mawlana Syekh menyerahkannya ke tangan Syah-i-Mardaan, menyerahkan ke tangannya!  Itu adalah rahasia, yang diberikan kepada Syah-i-Mardaan!  Itu adalah rahasia yang dikirimkan oleh Mawlana Syekh, untuk memahami, apa makna menyebut Syah-i-Mardaan. Rahasia itu tidak dapat diteruskan dalam video klip selama setengah menit!  Rahasia itu telah diteruskan dari Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil (q) kepada Sayyidina al-Mahdi (s) dan kepada Syah-i-Mardaan, tetapi itu memerlukan waktu. (MSH)

Friday, August 29, 2014

Bayat

Ashadu an lā ilāha ill ‘Llāh wa ashadu anna Muhammadan `abduhu wa rasūluh (3x)  

Bismillāhir-rahmān ir-rahīm 
Inn’alladhīnā yuba`ūnaka innamā yuba`ūn-Allāh, yadullāhi fawqa aydīhim, faman nakatha fa-innamā yankuthu `alā nafsih wa man awfā bimā `ahad `alayhullaha fa-sayu’tīhi ajran `adhīma
 [Surat al-Fath, 48:10]

Radīnā billāhi rabban, wa bil-islāmi dīnan, wa bi sayyidinā wa Nabīyyinā Muhammadun sall-Allāhu `alayhi wa sallam Rasūlan wa Nabīyyan wa bil-Qurāni kitāban w’Allāhu `ala mā naqūlu wakīl, w’alhamdulillāhi rabbil-`alamīn; wa qabilnā bi Sayyidinā ash-Shaykh Muhammad Nāzim al-Haqqānī qudwatan lanā ila-mahabat in-Nabī sAllāhu ta`ala `alayhi wa sallam wa ila t`alīminā tariq il-islam wa tariqat Nabīyyinā sayyidinā Muhammad salla-Allāhu `alayhi wa sallam wa tariqat ash-shari`ah wa sunnatun-nabawiyya-t-ish-sharīfa w’Allāhu `ala mā naqūlu wakil
Allāhu Allāhu Allāhu Haqq Allāhu Allāhu Allāhu Haqq Allāhu Allāhu Allāhu Haqq.

Wednesday, August 20, 2014

Shortcut

Yaa Rabbee nawayna mithla maa nawa Mawlana Shaykh, "O Allah! As Mawlana Shaykh made intention we are making the same intention!" and it will be as if you have read all of them. That is the easiest way, to say, "As Mawlana made intention, we do the same intention," and that is the way of awliyaullah!

Tuesday, August 19, 2014

Shalawat Ulul Azmi

Shalawat Ulul `Azhmi


Membaca shalawat ini 3 kali setara dengan membaca seluruh kitab Dalail al-Khayrat.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آدَم وَ نُوحٍ وَ إِبْرَاهِيمَ وَ مُوسَى وَ عِيسَى وَمَا بَيْنَهُمْ مِن النَّبِيّين وَالمُرْسَلِين صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيهِمْ أَجْمَعِينَ

Allâhumma shalli `ala Sayyidinâ Muhammadin wa Âdam wa Nuhin wa Ibrahîm wa Mûsa wa `Îsa wa mâ baynahum min an-Nabiyyîna wa ‘l-mursalîna shalawatullahi wa salamuhu `alayhim ajma`în.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s), Nabi Adam (a), Nabi Nuh (a), Nabi Musa (a) dan Nabi `Isa (a) dan segala sesuatu yang ada di antara mereka.  Seluruh rahmat dan keselamatan Allah semoga tetap dilimpahkan kepada mereka semua.

Monday, August 18, 2014

Dalail Khayrat Tips

Catatan Bu Hagi untuk Membaca Buku Dalail al-Khayrat yg ini.


Sebelum membaca:

Ihda/Mengirimkan al-Fatihah utk para Masyaikh

Ilaa syarafi ‘n-Nabiyy (s) wa-aalihii wa Shahbihi ‘l-kiraam wa ilaa arwaahi
ikhwaanihil mina ‘l-anbiyaa’i wa ‘l-mursaliin wa khudamaa’i syaraa `ihim wa
ilaa arwaahi a’immati ‘l-arba`ah wa ilaa arwaahi
masyaayikhina ‘l-kiraam fi ‘th-thariiqati ‘n-naqsyabandiyyati ‘l-aliyyah,
khaashshatan ilaa ruuhi iimaami ‘th-thariiqati wa ghawtsi ‘l-khaliiqah
Syaykh Bahaa’uddiin Naqsyabandi Muhammadini ‘l-Uwaysiyyi ‘l-Bukhaarii, wa Mawlana
Sulthaani ‘l-Awliyaa’i Syaykh `Abdillah  Faa’iz ad-Daaghistaanii, wa
syaykhina ustaadzinaa Sulthaani ‘l-Awliyaa’i Syaykh Sayyid Muhammad
Naazhim `Aadil Al-Qubruusi Al-Haqqaanii, wa hadhrati ustaadzinaa wa
ustaadzi ustaadzinaa wa ‘sh-shiddiqiyyiin, al-Faatihah

Bacaan Harian:

·        Hal. 55 s/d 89

·        Masuk ke Hizib Harian

·        Doa Penutup: hal 334 s/d 342

Khusus Hari Senin

·        Hal 55 s/d 58

·        Hal 319 s/d 333

·        Hal 59 s/d 89

·        Masuk ke Hizib Harian

·        Doa Penutup: hal 334 s/d 342

Saturday, August 16, 2014

The Sulthan Advices

Bismillahir-Rahmanir-Raheem.

PLEASE SHARE WITH FAMILY AND FRIENDS.

Sultan ul Awliya Mawlana Shaykh Nazims (QS) Advice

Keep the five prayers. Mawlana gave the new people two Rakats a day at least. Not one day should pass without your forehead touching the ground in Sajood Mawlana said.

You must remove the word, upset from your dictionary.
لا بد ان تزيل كلمة زعلان من القاموس.

The right reply for the idiot, is not to reply.
جواب الأحمق السكوت.

First thing the Mureed must leave is, why and no.
اول شئ لابد ان يترك المريد، لما و لا.

Tariqa is, to tolerate and carry opposition.
الطريقة تحمل الاضاض.

The highest honor for man kind is in Servanthood.
اشرف لباس لبني آدم، لباس العبودية.

The best arrangement is, not to arrange.
افضل التدبير عدم التدبير.

Evil actions and deception will only harm its doer.
ولا يحيق المكر السئ الا بأهله.

Don't keep hatred or grudges in your heart, for it will turn in to a dark spot that can grow to a dangerous disease.
Don't kill animals or insects without a real reason.
Don't eat too much meat, and eat right food in moderate quantities.
Eat organic food, and the food in its natural season. If Allah meant for tomatoes to give you benefit in winter, He would naturally let it grow in winter.

Wear natural fabrics, not acrylic.
Avoid three things, Nylon, Hormone, Concert.
Live in the country side and avoid living in big cities as much as possible. Avoid city life especially at night.
Avoid crowded placed, such as shopping malls, cinemas, restaurants, and discos.

Men can go out in the day time for work and necessaries.
Men should buy all that is needed for their home and not let women go out shopping.

At night time every one must stay at their homes.
In difficult times every one must sit on their praying carpet and glorify their Lord and his Messenger. That is the safest place where no harm can reach you.

When you return home, take off the cloths you wore outside, and shower. While you are at home,wear the clothes you never wear outside.
Keep a charity box at home. Every day put even a small coin in it for protection. Sadqa protects you from hardship and makes you live longer.
الصدقة ترد البلا و تطيل العمر.

Use the color green in everything, your clothes and at home.
Raise the banner of Islam wherever you can.
Don't break people's hearts for you never know who you are dealing with. He or she could be a hidden saint.
Deal with everyone as if he is Khidr peace be upon him.
Deal with every night as if it is the night of power, Laylatu Al-qadr.
Don't get angry.

The best action is the one that brings happiness to the believer's heart.
افضل الاعمال ادخال السرور لقلب العبد المؤمن

Never smoke, for smokers will never enter paradise.

Get married.

Give your daughter for marriage and don't delay it.

Never take bank loans.

Live according to your financial abilities.

Don't migrate, it is better to eat dry bread in your own country.

Learn a handicraft and work. Don't say I found no work. Teach your children handicraft, it is better than to send them to university.

Girls should not go to schools beyond the age of 10 year. The school should not be mixed boys and girls.

Go to bed early and start your day early.

Don't waste your time with what is none of your concern.

Eat well, wear what is good for you, for life is heavy as it is. Don't make unnecessary burdens for your self.

Keep Mawlana's Prayer/Taweez protection on your heart at all time.
Drink milk especially at night. Mawlana sometimes specified goat milk. Drink cow milk too but preferably don't eat its meat. Lamb meat, goat and water buffalo is better.

Use olive oil in your food and apply it on your skin and body, for it is Blessed.

Use honey also for its Shifa, curing for the body.
Store food enough for forty days in your home at all times.

Read the following verse from Surah Yaseen (36:58)
Salamun Qawlan min Rabin Raheem
سلام قولا من رب رحيم
Nine times at day time and nine times at night. This provides protection from cancer

Wednesday, August 13, 2014

Sayyid al du'a

Sayyid ad-du`a Grandsyekh `Abdullah al-Fa’iz ad-Daghestani (q)

Allâhumma ‘j`al awwala liqâina (atau yawmina, atau syahrina, atau majlisina) hadzâ shalâhan wa awsathahu falâhan wa akhirahu najâhan

Allâhumma ‘j`al awwalahu rahmatan wa awsathahu ni`matan wa akhirahu takrîmatan wa maghfirah

Alhamdulillâhi ‘l-ladzî tawâdha`a kullu syay’in li`azhamatih wa dzalla kullu syay’in li `izzatih wa khada`a kullu syay’in li mulkihi wa ‘s-taslama kullu syay’in li qudratih

Alhamdulillâhi ‘l-ladzî sakana kullu syay’in li-haybatihi wa azh-hara kullu syay’in bi-hikmatihi wa tashâghara kullu syay’in li-kibriyâ-ihi

Allâhumma ayqizhnâ fî ahabbi sâ`âti ilayka yâ Wadûd

Yâ dzu'l-`arsyi ‘l-majîd fa`alun limâ yurîd hal atâka hadîtsu ‘l-junûd fira`awna wa tsamûd bali ‘L-ladzîna kafarû fî takdzîbin w’Allâhu min warâ’ihim muhîth,  bal huwa qur’anun majîdun fî lawhin mahfûzh.

Allâhumma ‘ghfir lî dzunûbî wa li-wâlidayya kamâ rabbayânî shaghîran wa li-jamî`i ‘l-mu’minîna wa ‘l-mu’minâti wa ‘l-muslimîna wa ‘l-muslimâti al-ahyâ’i minhum wa ‘l-amwât wa ‘ghfir lanâ wa li-ikhwâninâ ‘L-ladzîna sabaqûna bi ‘l-îmâni wa lâ taj`al fî qulûbina ghillan li ‘L-ladzîna âmanû rabbanâ innaka ra’ûfun rahîm yâ arhama ‘r-râhimîn

Allâhumma bi-jâhi habîbika ‘l-Mushthafâ wa rasûlika ‘l-Murtadhâ, wa bi-jâhi awliyâ’ika ‘l-kirâm wa bi-jâhi shahâbatihi ‘l-fikhâm, wa bi-jâhi Sulthân al-Awliyâ’ Sayyidî asy-Syaykh `Abdillâhi ‘l-Fâ’izi ‘d-Dâghistânî wa Sayyidî asy-Syaykh Muhammad Nâzhim ‘l-Haqqâni an lâ tad`a fî majlisinâ hadzâ dzanban illa ghafartahu, wa lâ daynan illa qadhaytahu, wa lâ marîdhan illa syafaytahu, wa lâ hâjatan min  hawâ`ij ad-dunyâ wa ‘l-âkhirat illa qadhaytahâ wa yassartahâ,

Allâhumma yassir umûranâ w’aqdhi duyûnanâ, wa farrij humûmanâ wa farrij kurûbanâ wa tsabbit aqdâmanâ w’anshurnâ `alâ anfusinâ wa `alâ ‘l-qawmi ‘l-kâfirîn

Allâhumma ‘syfinâ w ‘asyfi mardhânâ wa mardha ‘l-muslimîna  wa `âfinâ wa `âfi mardhânâ wa mardha ‘l-muslimîna, wa taqabbal minnâ yâ Rabbanâ yâ Allâh wa amidanâ bi-`umurinâ li-idrak Shâhiba ‘z-Zamân Sayyidinâ Muhammad al-Mahdi `alayhi ‘s-salâm wa Sayyidinâ `Îsâ `alayhi ‘s-salâm, w‘arzuqnâ syafâ`ata ’n-Nabî al-Mushthâfâ `alayhi afdhala ‘sh-shalâti wa ‘s-salâm, w’aj`alnâ an narâhu fî ‘d-dunyâ wa fî ‘l-akhirati w’asqinâ min hawdhihi syarbatan hanî’attan marî’attan lâ nazhmâ’u ba`adahâ abada

Allâhumma innâ nas’aluka min khayri mâ sa’alaka minhu Sayyidinâ Muhammadin (s) wa nasta`idzuka min syarri mâsta`âdzaka minhu Sayyidinâ Muhammad (s) wa ‘l-hamdulillâhi Rabbi ‘l-`âlamîn. 

Rabbanâ taqabbal minnâ bi-hurmati man anzalta `alayhi sirri Sûratu ‘l-Fâtihah

https://docs.google.com/document/d/1ItQrJhati-O_hr1PHO4yJbbBdkND_sX1pAc3c0D1jo8/edit?usp=docslist_api

Sunday, July 27, 2014

Eid al Fitri

Allahu Akbar x3 La ilaha illa Allah
Allahu Akbar x2 wa lil laahi ‘l-hamd

diulang 3 kali atau lebih

Allahu akbar kabira, wa ‘l-hamdulillahi katsira
Wa subhana Allahi bukratan wa ashila
Laa ilaha illa Allah
Wahdah, shadaqa wa`dah
Wa nashara `abdah,
Wa a`azza jundah wa hazamal ahzaba wahdah
Laa ilaha illa Allah
Wa la na`budu illa iyah
Mukhlisiina lahuddina walaw karihal kaafiruun

Allahumma shalli `alaa Sayyidina Muhammad
Wa `alaa aali Sayyidina Muhammad
Wa `alaa ash-habi Sayyidina Muhammad
Wa `alaa anshaari Sayyidina Muhammad
Wa `alaa azwaji Sayyidina Muhammad
Wa `alaa dzuriyyati Sayyidina Muhammad
Wa sallim tasliiman katsiira

Saturday, July 26, 2014

Hizib Nashr

With that conveyed to you, I say, they ordered me tonight to advise our Mo'minin, our Ikhwan, all Muslims, to look to Hizb an-Nasr now.

They said, "employ it!". It contains, is coded, with the vibrational frequency, sound, generating energy, light, to ruin the enemies of Islam. Use it on the Jewish State of Israel's hostile military and government forces who hate Arabs, and Islam and those who show no mercy, who changed Islam after learning it, to take power and dignity away from the Arabs, from Muslims.

The Shadhili muhibins said, "Hizb an-Nasr was recited against Louis IX, King of France, who led the combined armies of the Crusaders with the desire to bring down and subdue Islam and Arabs and Muslims a final battle. The combined forces of the West were fully prepared to attack Egypt. The Prophet sallallahu 'alayhi wa aalihi wa sallam spoke to his grandson Abul Hasan ash-Shadhili in a dream and transmitted the prayer to him spiritually. King Louis lost despite superior military power and he was captured in the battle along side with many of his generals...So powerful was it that the French President had to issue an order banning its recitation from the mosques..."

All Mo'minin are now free, with Ijazah, from the Qutb, the Sharif, the Abdaal, as-Sayyid Abul Hasan ash-Shadhili, the descendant of al-Hasan ibn 'Ali, to gather in groups in their places of worship, in Masjids, in their Tekkes, in their Zawiyas, in their Dargahs, everywhere, anywhere, and recite this Hizb on the infidel enemies who have terrorized the people of the Prophet Muhammad sallallahu 'alayhi wa aalihi wa sallam, the Arabs, Muslims, Iraqis, Palestinians, Syrians, Libyans, Tunsians, Egyptians, and others in their homes for over 80 years!

Recite it now. We are not afraid of the Jewish State of Israel, and its protectors who have terrorized, demonized Arabs, islam, and our Prophet endlessly since the 1700's because of envy.

There is permission to curse them now with Hizb an-Nasr. Our Shaykh cursed them and they have been ruined tonight by his intercession from barzakh.

We do not need weapons. We are Muhammadan, be Muhammadans. We have Sound. They do not, only whispers.

Use it, the power of Sound, in Hizb an-Nasr, now oh believers, whoever can, and see how Noah used prayer, Sound, to drown the entire planet, not leaving a single disbeliever in him on earth thereafter. Sound. It is a great power granted to the Nation of the Prophet Sallallahu 'alayhi wa aalihi wa sallam.

They advised, say, read Hizb an-Nasr on the enemy of "Gazzat Hashim", Gaza, read it daily in groups. Reach high numbers, so they are brought to low numbers where every obstinate tyrant belongs.

If you cannot, then read Bismillahir Rahmanir Rahim 1000xs daily against the enemy.

All devils will be destroyed from tonight. It is the Night of Power. We have Power. Islam has power. We have Sayyidina Muhammad and the Ahl al-Bayt. We have the Companions, we have the Qibla, we have Al Madinah, and Al-Aqsa. Islam is up. Kufr is low. Finished. Fatiha.

Glad tiding to the people of Arabia, and Arabs. Glad tidings to Turks. Blessings will also come to the Gulf, Iran will join us, not the other way around. The Ajam will awaken too. The snow is finally melting. Islam and Muslims are up. Kufr is low. Fatiha.

I am not authorized by them to teach the method of Hizb an-Nasr's recital individually or in groups. Recite it in groups from tonight if you can. Don't waste your hopes on the infidels in the UN and others, who have even oppresed Western monarchies in the name of the fake Jewish State of Israel for centuries.

Approach and seek to learn from any authorized Shadhli teacher, even if you are a Naqshbandi or a Qadri, or other.

All Abdaal are under Shah-e Mardan's shelter. We are all one. Keep your own way, but join their circles now to learn Hizb an-Nasr and its recitation method and read it in groups daily. Fatiha.

Bismillaahirrahmaanirrahiim
ALLAAHUMMA BISATHWATI JABARUUTI QAHRIKA WABISUR’ATIL IGHATSATI NASHRIKA WABIGHAYRATIKA LINTIHAAKI HURUUMATIKA WABIHIMAAYATIKA LIMANIHTAMAA BIAAYATIKA NAS-ALUKA YAA ALLAAH YAA SAMII’U YAA MUJIIBU YAA SARII’U YAA MUNTAQIMU YAA SADIIDALBATHSYI YAA JABAR YAA QAHAR YAA MAN LAAYU’JIZUHU QAHRUL JABAABIRATI WALAAYU’ZHAMU ‘ALAYHI HALAAKUL MUTAMIRRADATA MINALMULUUKI WAL-AKAASIRATA ANTAJ’ALA KAYDA MIN KAADANII FII NAHRIHI WAMAKRAMAN MAKARABII ‘AAIDAN ‘ALAYHI WAHUFRATAN MAN HAFARALII WAAQI’AN FIIHAA WA MAN NASHABALII SYABAKATAL HIDAA’IJ’ALHU YAA SAYYIDII MUSAAQAN ILAYHAA WAMUSHAADAN FIIHAA WA ASIIRAN LADAYHAA ALLAAHUMMA BIHAQQI KAF HA YA ‘AIN SHAD IKFINAA HUMMAL’IDAA
WALAQIHUMMURRADA WAJ’ALHUM LIKULLI HABIIBIN FIDAA WASALLITH ‘ALAYHIM ‘AAJILANNIQMATI FILYAWMI WALGHIDAA ALLAAHUMMA BADID SYAMLAHUM ALLAAHUMMA FARIQ JAM’AHUM ALLAAHUMMAQLIL ‘ADADAHUM ALLAAHUMMAJ’ALIDDAAIRATI ‘ALAYHIM ALLAAHUMMA AWSHILIL ‘ADZAABA ILAYHIM {‘alaa fulan bin fulan (jika ditujukan keseseorang ganti dengan nama orang yang dituju BIN bapaknya)}
ALLAAHUMMAKHRIJHUM ‘ANDAAIRATI WASLUBUHUM MADAADAL IMHAALI WAGHULLA AYDIIHIM WARBUTH ‘ALAA QULUUBUHUM WA LAA TUBALLIGHIHUMMUL AMALI {ALLAAHUMMA MAZIQHUM KULLA MUMAZZAQIN MAZAQTAHU MIN A’DAAIKA INTISHAARAN LIANBIYAAIKA WARASUULIKA WA AWLIYAAIKA (tahan nafas) (ALLAAHUMMANTASHIRLANANTISHAARAKA LIAHBAABIKA ‘ALAA A’DAAIKA 3x) (ALLAAHUMMA LAA TUMAKKINIL A’DAA-AFIINAA WA LAA TUSALLITHHUM ‘ALAYNAA BIDZUNUUBINAA 3x) (HAAA MIIM 7x) ISTAJALABTU MIN KULLI KHAYRIN YAKTII MIN HADZIHI JIHATIN SITTIN
WADAFA’TU KULLA SYIRRIN YAKTII MIN HADZIHI JIHATTIN SITTIN HUMMAL AMRUU HAA-ANNASHRU FA’ALAYNAA LAA YANSHARUUNA HA MIM ‘AIN SIN QOF HIMMAAYATUNAA MIMMAANAKHAFU ALLAAHUMMA QINAA SYARRAL ASWAK WA LAA TAJ’ALNAA MAHALA LILBALWAA ALLAAHUMMA A’THINAA AMAALARRAJAAI WAFAWQAL AMAALI (YAA HUWA 3x) YAA MAN BIFADHLIHII NAS-ALUKAL ‘AJALAL ‘AJALA ILAHIL IJAABATI YAA MAN AJAABA NUUHAA FII QAWMIHII YAA MAN NASHARA IBRAAHIIMA ‘ALAA A’DAAIHII YAA MAN RADDA YUUSUFA ‘ALAA YA’QUUBA YAA MAN KASAFA DHURRA AYYUUBA YAA MAN AJAABA DA’WATA ZAKARIYYAA YAA MAN QABALA TASBIIHA YUUNUSABNA MATTA NAS-ALUKA BIASRAARI HADZIHIDDA’WAATI ANTATAQABALA MAA BIHII DA’AWNAKA WA ANTA’THIINAA MAA SA-ALNAKA ANJIZLANAA WA ‘ADAKALLADZII WA ‘ADTAHUU LA’AADAKALMUKMINIINA LAA ILAAHAA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZHZHAALIMIINA INQATHA’AT AMAALUNAA WA ‘IZZATIKA ILLAA MINKA WAKHABA RAJAAUUNA WAHAQQIKA ILLA FIIKA IN ABTHAA-AT GHAARATALLAAHI JIDISSAYRA MUSRI’ATAN FII SHILLI UQDATINAA YAA GHAARATULLAAHI ‘ADATIL’AADUUNA WAJAARUU WARAJUUNALLAAHI MUJIIRAA.

Tatacara:
1. Puasa lillahita’ala selama 3/7 hari, namun sebelumnya mandi kembang terlebih dahulu dengan niatan membersihkan diri kita.
2. Selama puasa, setiap harinya hizib nasyri dibaca 313x. Membacanya bisa dicicil mulai dari ba’da shalat subuh, yang penting 1 hari 1 malam mencapai 313x.
3. Setelah selesai puasa, hizib nasyri dibaca minimal 3x ba’da shalat fardu atau paling tidak 1 hari 1x.

Khasiyat: orang yang mengamalkan hizib ini tidak akan kena racun, keselamatan, wibawa, tidak akan kena santet atau sejenisnya, bisa juga to membantu mengobati orang lain yang sedang sakit.

1001 Doa-Dzikir, Insya Alloh Mustajabah
Sabda Rosululloh :"الدُّعَاءُ مُحُّ الْعِبَادَةِ", Doa merupakan intisari ibadah
Senin, 31 Maret 2014
66. HIZIB NASHR, Amalan Wirid Abu Hasan Asy-Syadzili (KSA - 4) *

MANAQIB (Biografi Singkat) ABUL HASAN AL SYAZILI

JALUR KETURUNAN.
Beliau adalah seorang sufi yang mempunyai nama lengkap Abul Hasan Ali bin Abdullah bin Abdul Jabar yang banyak dikenal orang dengan nama al Syazili, beliau dilahirkan di Ghammarah Moroko pada tahun 593 H. Sebutan Al Syazili bagi bagi dirinya karena beliau banyak menempuh kehidupannya untuk memperdalam ilmunya di daerah Syazili.

KEHIDUPAN AL SYAZILI.
Abul Hasan Al Syazili masih mempunyai hubungan keturunan dengan Rasulullah melalui Fatimah al Zahra, dan dari keturunan yang bagus itu sudah Nampak pada diri Al Syazili sejak usia muda sampai tua, dengan budi pekerti yang terpuji hidup sederhana dan suci sepanjang hayatnya.
Pada awal masa kecilnya beliau sudah dibekali oleh orang tuanya dasar-dasar agama kemudian juga mendapat bekal pendidikan dari guru kerohaniannya yang bernama Abdul Salam bin Masyisy seorang ulama’ besar dari Maroko. Setelah dibekali ilmu yang cukup oleh gurunya lalu beliau dikirim oleh gurunya pergi ke Tunisia dan tinggal di Syazilia.
Abul Salam Al Masyisy, memandang ada kelebihan dan keistimewaan yang Nampak pada diri Al Syazili, sehingga dikirimlah beliau di Tunisia untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki. Namun perintah gurunya ini tidak diketahui alasannya, mengapa mengirim Al Syazili ke Tunisia, tapi sebagai murid yang taat pada gurunya beliau melaksanakan perintah gurunya yang sangat dicintainya.
Kepergian beliau ke Syazili ini merupakan awal dari pengembaraannya, karena setelah lama, beliau tinggal di Syazilia kemudian beliau pindah ke Mesir dan tinggal di Iskadariyah sampai meninggal dunia.
Ilmu-ilmu yang dimiliki oleh Syazili banyak diperoleh ketika beliau tinggal di Tunisia, karena ditempat ini beliau banyak bertemu dengan para ulama’ terkenal dan melakukan diskusi dengan ilama’-ulama’ yang ditemui. Kedatangan beliau di Syazili ini mendapat sambutan yang luar biasa dan setiap hari mereka selalu mengerumuni al Syazili. Untuk menghindari kerumunan penggemarnya, maka beliau ditemani oleh Syekh Abu Muhammad Abdullah bin Salamah al Habibi untuk mengasingkan diri di daerah pegunungan yang bernama Zagwan. Dan di daerah ini beliau mengkhususkan diri dengan beribadah, membersihkan jiwa, menyatukan kehendak dan kemampuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Setelah beliau berkhalwat dari Gunung Zagwan tersebut, lalu beliau kembali ke tengah-tengah masyarakat untuk menyampaikan dakwah dan pelajaran. Namun kembalinya al Syazili ketengah-tengah, masyarakat ini mendapat sambutan yang luar biasa dari para sufi dan para pejabat pemerintah. Namun dari kalangan pejabat ini beliau banyak mendapat tantangan karena adanya fitnah dari ulama’ fiqh, namun beliau selalu terhindar dari kejadian-kejadian yang tidak dikehendaki. Setelah mendapat tantangan dan fitnah dari ahli fiqh, akhirnya beliau memutuskan untuk pindah ke Mesir dan menetap di Iskandariyah.
Selama tinggal di Tunisia, beliau banyak berdiskusi dan berdialog dengan tokoh sufi, seperti Syekh Abul Hasan Ali Ibnu Makhiuf al Suazli Abu Abdullah al Shabuni Abu Muhammad Abdul Aziz al Paituni, Abu Abdillah at Binai at rayyah dan Abu Abdillah al Jarihi.
Disamping beliau banyak berdialog dengan para ulama’ beliau juga mendirikan majlis pengajian yang banyak dihadiri oleh para ulama’ diantara para ulama yang hadir dalam majlis pengajiannya adalah Izzudin bin Abdul Salam, Taqyyudin ibnu Daqiqiid, Abut Adzim al Munziri, Ibnu Shaleh, Ibnu Hajib, Jamaluddin Usfur, Nabihuddin bin Auf, Muhyiddin bin Suradah, Ibnu Yasin dan lain-lain

KEISTIMEWAAN AL SYAZILI.
Sebagai seorang sufi ada beberapa kelebihan dan keistimewaan yang dimiliki oleh Al Syazili, diantaranya adalah :
1.   Sebagai seorang yang mempunyai jalur keturunan dengan Rasulullah, ada beberapa titisan warisan yang ada pada diri Al Syazili, diantaranya kewalian. Syazili sudah Nampak dan diraskan oleh gurunya, sehingga beliau dikirim ke Tunisia.
2.   Beliau pernah bermimpi bertemu Rasulullah dan diperintah untuk pindah ke Mesir membina 40 orang wali yang sedang menunggu kedatangannya. Akhirnya mimpi tersebut dilaksanakan dan beliau pindah dari Tunisia ke Mesir dan tinggal di Iskandariyah.

POKOK-POKOK PIKIRAN AL SYAZILI.
Ada beberapa pokok pikiran yang dikembangkan Al Syazili, diantaranya adalah :
1.   Seseorang yang ingin mendalami ajaran Tasawuf, maka harus terlebih dahulu mendalami dan memahami ajaran Syari’ah.
2.   Pelajaran tasawuf Al Syazili yang diajarkan kepada murid-muridnya diambil dari 7 kitab yang penting diantaranya adalah :
a.   Kitab Khatam al auliyah karya al Hakim al Tarmizi, kitab ini banyak menguraikan tentang masalah kewalian (wilayat) dan kenabian (nubuwwat).
b.   Kitab al Mawaqiif Wa al Mukhatabah karya Syekh Muhammad bin Abdul Jabbat an Niffari. Menurut pengarangnya kitab ini ditulis berkat pemberian Tuhan tatkala pengarangnya sedang berkhalwat (menyendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah). Dan kitab ini juga menguraikan tentang kerinduan seorang sufi kepada Tuhannya.
c.   Kitab Qutub Qulub karya abu thalib al Makki. Kitab ini ditulis menurut acuan syara’ dengan uraian-uraian dan pandangan-pandangan sufi hingga syariat dan hakikat sejalan dan bersatu.
d.  Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al Ghazali. Kitab ini ditulis dengan memadukan antara syariah dan tasawuf.
e.   Kitab At Syifa’ karya Qadhi ‘Iyadh. Kitab ini oleh al Syazili dipergunakan untuk mengambil berkah dan juga mengambil sumber syarah-syarah dengan melihat tasawuf dari sudut pandang ahli fiqh.
f.    Kitab Ar Risalah karya Imam Qusyairi. Kitab ini dipergunakan oleh Al Syazili sebagai permulaan dari dalam pengajaran tasawufnya.
g.   Kitab Ar Muharrar al Wajiz. Karya Ibnu Athiah. Kitab ini diuraikan oleh Syazili untuk melengkapi pengetahuan dalam pengajian.
3.Tasawuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka beribadah dan menempatkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Ilahi.

Wafatnya Al Syazili.
Beliau meninggal dunia di Iskadariyah pada tahun 656 H.

 ===================================================


DOA  HIZIB  NASHR

Pendahuluan : 

Sebelum membaca Hizib Nashr, hendaknya membaca bacaan berikut ini :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. تَحَصَّنْتُ بِذِى الْمُلْكِ وَالْمَلَكُوتِ, وَاعْتَصَمْتُ بِذِى الْعِزَّةِ وَالْجَبَرُوتِ, وتَوَكَّلْتُ عَلَى الْمُلْكِ الْحَيِّ الْقَيُّومِ الحَلِيْمِ الَّذِى لاَ يَنَامُ وَلاَ يَمُوتُ, دَخَلْتُ فِى حِرْزِ اللهِ, دَخَلْتُ فِى حِفظِ اللهِ, وَ دَخَلْتُ فِى أَمَانِ اللهِ, بِحَقِّ كهيعص كُفِيْتُ, وبحمعسق حُمِيْتُ, وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ.

Tahash-shantu bidzil mulki walmalakuut, wa’ta-shamtu bidzil ‘izzati wal jabaruut, watawakkaltu ‘alal malikil hayyil qayyuumil haliimil ladzii laa yanaamu walaa yamuut, dakhaltu fii hirzillaah, dakhaltu fii hifzhillaah, wa dakhaltu fii amaa-nillaah, bihaqqi kaaf haa yaa ‘aiin shaad kufiitu, wabi haa miim ‘aiin siin qaaf humiitu, walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim.

“Dengan menyebut asma’ Allah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. Aku berbenteng kepada Tuhan Yang memiliki kerajaan dan kekua-saan; aku berpegangn teguh pada Yang memiliki kemuliaan dan kekuasaan; aku bertakawakkal kepada Sang Raja Yang Hidup Abadi lagi Terus Menerus mengurus makhluk-Nya, Yang Maha Penyantun, Yang tak pernah tidur dan tidak mengenal mati. Aku masuk kedalam penjagaan Allah. Aku masuk kedalam Pemeliharaan Allah. Aku masuk kedalam Penga-manan Allah. Berkat kebenaran kaaf haa yaa ‘aiin shaad  aku dijaga dan berkat  haa miim ‘aiin siin qaaf  akudilindungi. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

BACAAN  HIZIB  NASHR :

وَقَالَ مُوسَى إِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ مِنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لاَ يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ. اللّهُمَّ بِسَطْوَةِ جَبَرُوتِ قَهْرِكَ, وَبِسُرْعَةِ إغَاثَةِ نَصْرِكَ, وَبِغَيْرَتِكَ  ِلانْتِهَاكِ حُرْمَاتِكَ, وَبِحِمَايَتِكَ لِمَنِ احْتَمَى بِآيَاتِكَ, نَسْئَلُكَ يَا أللهُ يَا أللهُ يَا أللهُ يَا سَمِيْعُ   يَاقَرِيْبُ يَامُجِيْبُ يَاسَرِيْعُ,  يَامُنْتَقِمُ يَاقَهَّارُ, يَاشَدِيْدَ الْبَطْشِ يَاجَبَّارُ, يَاعَظِيْمَ الْقَهْرِ, يَامَنْ لاَيُعْجِزُهُ قَهْرُالجَبَابِرَةِ,  وَلاَ يَعْظُمُ عَلَيْهِ هَلاَكُ الْمُتَمَرِّدَةِ, مِنَ الْمُلُوْكِ وَاْلأَكَاسِرَةِ, وَاْلأَعْدَاءِ الْفَاجِرَةِ, أَسْئَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كَيْدَ مَنْ كاَدَنَا فِى نَحْرِهِ, وَمَكْرَ مَنْ مَكَرَ بِنَا عَائِدًا عَلَيْهِ, وَحُفْرَةَ مَنْ حَفَرَلَنَا  حُفْرَةً وَاقِعًا فِيْهَا, وَمَنْ  نَصَبَ لَنَا شَبَكَةَ الْخِدَاعِ, اِجْعَلْهُ يَاسَيِّدِى مُسَاقًا إِلَيْهَا, وَمُصَادًا فِيْهَا وَأَسِيْرًا لَدَيْهَا.

Waqaala muusaa innii ‘udztu birabbii warab-bikum min kulli mutakabbirin laa yukminu biyaumil hisaab. Alloohumma bisathwati jaba-ruuti qahrik, wabisur’ati ighaa-tsati nashrik, wabighairatika lintihaaki hurumaa-tik, wabihi-maayatika limanih-tamaa bi aayaatik, nas-aluka yaa Allooh, yaa Allooh, yaa Allooh, yaa samii’u yaa qariibu yaa mujiibu yaa sarii’u yaa muntaqimu yaa qahhaar, yaa syadiidal bathsyi yaa jabbaar, yaa ‘azhiimal qahri yaa man laa yu’jizuhuu qahrul jabaabirah, walaa ya’zhumu ‘alaihi halaakul mutamarridah, minal muluuki wal akaasirah, wal a’daa-il faajirah. As-aluka antaj’ala kaida man kaadanaa fii nahrih, wa makra man makara binaa ‘aa-idan ‘alaiih, wahufrata man hafara lanaa hufratan waaqi’an fiihaa, waman nashaba lanaa syabakatal khi-dzaa’, ij’al-hu yaa sayyidii musaaqan ilaihaa, wamushaadan fiihaa wa asiiran ladaihaa.

“Dan Musa berkata: "Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab". (QS al-Mukmin : 27).
Yaa Allah! Ddengan perantaraan kekuatan kekua-saan penaklukan-Mu; dengan perantaraan kece-patan datangnya pertolongan-Mu; dengan peranta-raan kecemburuan-Mu bagi pelanggaran terhadap larangan-larangan-Mu; dengan perantaraan perlin-dungan-Mu terhadap orang yang memohon perlindungan dengan ayat-ayat-Mu, kami memohon kepada-Mu, Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, Yaa Sami’ (Wahai Yang Maha Mendengar), Ya Qariib (Maha Dekat), Ya Mujib (Pengabul doa), Ya Sari’ (Maha Cepat), Ya Muntaqimu (Penuntut Balas), ya Qahhar (Maha Perkasa), wahai Yang Keras siksaan-Nya, wahai Maha Kuasa, wahai Yang Agung penundukan-Nya, wahai Dzat Yang penaklukan para penguasa tidak mampu melumpuhkan-Nya dan tidak sulit atas-Nya menghancurkan orang yang durhaka dari kalangan para raja, kaisar dan musuh yang kurangajar. Aku memohon kepada-Mu, kiranya Engkau jadikan persekongkolan orang yang bermaksud jahat kepada kami mengakibatkan ia terbantai sendiri, (jadikan) kemakaran orang yang makar kepada kami kembali kepada dirinya,  (Jadikan) galian orang yang menggali lubang untuk kami membuatnya jatuh sendiri kedalamnya. Dan orang yang memasang jaring tipuan kepada kami, jadikan ia, wahai Tuhanku,  terjerumus kedalamnya, binasa didalamnya dan menjadi tawanannya.

اللَّهُمَّ بِحَقِّ كهيعص كهيعص كهيعص إِكْفِنَا هَمَّ الْعِدَا, وَلَقِّهِمُ الرَّدَى, وَاجْعَلْهُمْ لِكُلِّ حَبِيْبٍ فِدَا, وَسَلِّطْ عَلَيْهِمْ عَاجِلَ النِّقْمَةِ فِى الْيَوْمِ وَاْلغَدَا,

Alloohumma bihaqqi kaaf haa yaa ‘aiin shaad, kaaf haa yaa ‘aiin shaad, kaaf haa yaa ‘aiin shaad, ikfinaa hammal ‘idaa, walaqqihimur-radaa, waj’alhum likulli habiibin fidaa, wasallith ‘alaihim ‘aajilan-niqmati fil yaumi wal ghadaa.

Ya Allah! Berkat kebenaran Kaaf haa yaa ‘aiin shad (3x) tolonglah kami dari maksud/rencana musuh. Lemparkan mereka kedalam kebinasaan. Jadikan mereka sebagai korban bagi setiap orang yang dicintainya. Kuasakan atas mereka segera menda-patkan balasan pada hari ini dan esok.

اللّهُمَّ بَدِّدْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ, اللّهُمَّ أَقْلِلْ عَدَدَهُمْ, اللّهُمَّ فُلَّ حَدَّهُمْ, اللّهُمَّ أجْعَلِ الدَّائِرَةِ عَلَيْهِمْ, اللّهُمَّ أَرْسِلِ الْعَذَابَ إِلَيْهِمْ,

Alloohumma baddid syamlahum wafarriq jam’a-hum. Alloohumma aqlil ‘adadahum. Alloohumma fulla haddahum. Alloohummaj’alid-daa-irata ‘alai-him. Alloohumma arsilil ‘adzaaba ilaihim.

Ya Allah! Cerai beraikan persatuan mereka dan pisah-pisahkan jamaah/organisasi mereka. Ya Allah! Sedikitkan jumlah mereka. Ya Allah! Buatlah batas-batas (barisan) mereka menjadi kocar kacir. Ya Allah! Jadikan lingkaran/melapetaka atas mereka. Ya Allah! Turunkan azab siksaan kepada mereka.

اللَّهُمَّ أَخْرِجْهُمْ عَنْ دَائِرَةِ الْحِلْمِ وَاللُّطْفِ, وَاَسْلُبْهُمْ مَدَدَ اْلإِمْهَالِ, وَغُلَّ أَيْدِيَهُمْ إِلَى أَعْنَاقِهِمْ, وَارْبُطْ عَلَى قُلُوبِهِمْ, وَلاَ تُبَلِّغْهُمُ اْلآمَالَ,
Alloohumma akhrijhum ‘an daa-iratil hilmi walluthfi, waslubhum madadal imhaali, waghulla aidiyahum ilaa a’naaqihim, warbuth ‘alaa qu-luubihim, walaa tuballighhumul aamaal.

Ya Allah!Usirlah mereka dari kawasan sifat Penyantun dan Kelamahlembutan-Mu. Rampaslah dari mereka bantuan keramahan. Kuncilah tangan-tangan mereka pada leher-lehernya dan ikatlah pada hati-hati mereka, serta jangan sampaikan/sukseskan angan-angan mereka.

اللَّهُمَّ قَلِّبْ  تَدْبِيْرَهُمْ, وَقَرِّر  تَدْمِيْرَهُمْ, وَاقْطَعْ  دَابِرَهُمْ, وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ  مُقْتَدِرٍ,

Alloohumma qallib tadbiirahum, waqarrir tadmii-rahum, waqtha’ daabirahum, wakhudz-hum akh-dza ‘aziizin muqtadir.

Ya Allah! Ubahlah langkah mereka, tentukan penghancuran terhadap mereka, berantaslah  mereka, dan siksalah mereka dengan siksaan yang sangat pedih.

اللّهُمَّ مَزِّقْهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ مَزَّقْتَهُ لأَعْدَائِكَ, إِنْتِصَارًا ِلأَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَأَوْلِيَائِكَ,

Alloohumma mazziqhum kulla mumazzaqin mazzaqtahuu li-a’daa-ika, intishaaran li-anbiyaa-ika warusulika wa auliyaa-ika.

Ya Allah! Cabik-cabiklah mereka, sebagaimana Engkau mencabik-cabik para muruh-Mu untuk membantu para Nabi, Rasul dan auliya’-Mu.

اَللَّهُمَّ انْتَصِرْلَنَا اِنْتِصَارَكَ  ِلأَحْبَابِكَ عَلَى أَعْدَائِكَ (3×).

Alloohummantashir lanantishaaraka li-ahbaabi ka ‘alaa a’daa-ika (Dibaca 3 x).

Ya Allah! Menangkanlah kami, seperti kemenangan yang Engkau berikan kepada para kekasih-Mu.

اللَّهُمَّ لاَ تُمَكِّنِ اْلأَعْدَاءَ فِيْنَا وَلاَمِنَّا, وَلاَ تُسَلِّطْهُمْ عَلَيْنَا بِذُنُوبِنَا (3×),

Alloohumma laa tumakkinil a’daa-a fiinaa walaa minnaa, walaa tusallith-hum ‘alainaa bidzunuu-binaa (Dibaca 3 x).

Ya Allah! Jangan Engkau kokohkan para musuh pada kami dan dari kami dan jangan Engkau berikan kekuasaan pada mereka untuk menguasai kami disebabkan dosa-dosa kami.

حم حم حم حم حم حم حم.  حُمَّ  اْلأَمْرُ وَجَاءَ النَّصْرُ فَعَلَيْنَا لاَ يُنْصَرُونَ (7×).

Haamiim, Haamiim, Haamiim, Haamiim, Haa-miim, Haa miim, Haa miim.   Hummal-amru wa jaa-annashru fa’alainaa laa yunsharuun (7x).

Haa miim (7x). Telah ditakdirkan suatu urusan dan telah datang pertolongan, sehingga mereka tidak mampu mengalahkan kami.

حمعسق حِمَايَتُنَا مِمَّا نَخَافُ, اَللَّهُمَّ بِحَقِّ طَهَ وَقَافِ, وَسُورَةِ اْلأَحْقَافِ, بِلُطْفِكَ يَاخَفِيَّ اْلأَلْطَافِ, نَجِّنَا مِمَّا نَخَافُ,

Haa miim ‘aiin siin qaaf himaayatunaa mimmaa nakhaafu. Alloohumma bihaqqi thaahaa wa qaaf wa suuratil-ahqaaf, biluthfika yaa khafiyyal al-thaaf, najjinaa mimmaa nakhaaf.

Haa miim ‘aiib siin qaaf adalah perlindungan kami dari apa saja yang kami takuti. Ya Allah! Berkat Thaha, Qaf dan surat al-Ahqaf, berkat kelemah-lembutan-Mu, wahai Yang Samar kelemah lembutannya, Selamatkan kami dari apa saja yang kami takuti.

اللّهُمَّ قنِاَ شَرَّ اْلأَسْوَى, وَلاَ تَجْعَلْنَا مَحَلاًّ لِلْبَلْوَى, اللّهُمَّ أَعْطِنَا أَمَلَ الرَّجَاءِ وَ فَوْقَ اْلأَمَلِ,

Alloohumma qinaa syarral aswaa, walaa taj’a-lnaa mahallan lilbalwaa. Alloohumma a’thinaa amalar-rajaa-i wafauqal amal.

Ya Allah Lindungi kami dari kejahatan yang paling buruk dan jangan Engkau jadikan kami sebagai tempat sasaran balak-bencana. Ya Allah! Anugerahilah kami pengharapan dan di atas harapan.

يَاهُوَ يَاهُوَ يَاهُوَ, يَامَنْ بِفَضْلِهِ لِفَضْلِهِ نَسْئَلُكَ, إِلَهِى الْعَجَلَ الْعَجَلَ الْعَجَلَ, إِلَهِى اْلإِجَابَةَ  اْلإِجَابَةَ اْلإِجَابَةَ,

Yaa huu, Yaa huu, Yaa huu, Yaa man bifadhlihii lifadhlihii nas-al, ilaahil’ajalal ‘ajal, ilaahil ijaabatal ijaabatal ijaabah.

Wahai Dia, wahai Dia, wahai Dia! Wahai Dzat yang dengan kelebihan-Nya bagi kelebihan-Nya, kami memohon, wahai Tuhanku, segera (kabulkan), segera (kabulkan), segera (kabulkan). Tuhanku, semoga terkabul, semoga terkabul, semoga terkabul.

يَامَنْ أَجَابَ نُوحًا فِى قَوْمِهِ, يَامَنْ نَصَرَ إِبْرَاهِيْمَ عَلَى أَعْدَائِهِ, يَامَنْ رَدَّ يُوسُفَ عَلَى يَعْقُوبَ, يَامَنْ كَشَفَ الضُّرَّ عَنْ أَيُّوبَ, يَامَنْ أَجَابَ دَعْوَةَ زَكَرِيَّا, يَامَنْ قَبِلَ تَسْبِيْحَ يُونُسَ ابْنِ مَتَّى,

Yaa man ajaaba nuuhan fii qaumih. Yaa man nashara Ibraahiima ‘alaa a’daa-ih. Yaa man radda yuusufa ‘alaa ya’quub. Yaa man kasyafadh-dhurru ‘an ayyuub. Yaa man ajaaba da’wata zakariyyaa. Yaa man qabila tasbiiha yuunusabni matta.

Wahai Dzat Yang mengabulkan doa Nabi Nuh dalam masalah kaummnya. Wahai Tuhan Yang menolong Nabi Ibrahim atas para musuhnya. Wahai Tuhan Yang mengembalikan Nabi Yusuf kedalam pangkuan Nabi Ya’qub. Wahai Tuhan Yang menghilangkan penderitaan (bahaya) dari Nabi Ayyub. Wahai Tuhan Yang mengabulkan doa Nabi Zakariyya. Wahai Tuhan Yang menerima tasbihnya Nabi Yunus bin Matta.

نَسْئَلُكَ اللَّهُمَّ بِأَسْرَارِ أَصْحَابِ هَذِهِ الدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَاتِ, أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنَّا مَابِهِ دَعَوْنَا, وَأَنْ تَعْطِيَنَا مَاسَأَلْنَاكَ, أَنْجِزْ لَنَا وَعْدَكَ الَّذِى وَعَدْتَهُ لِعِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ, بِالنَّصْرِ وَالظَّفَرِ وَالْفَتْحِ الْمُبِيْنَ, لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتَ مِنَ الظَّالِمِيْنَ,

Nas-alukalloohumma bi-asraari ashhaabi haadzihid-da’awaatil musta-jaabaat, an tataqab-bala minnaa maa bihii da’aunaaka, wa an tu’thiyanaa maa sa-alnaaka, anjiz lanaa wa’dakalladzii wa’adtahuu li’ibaa-dikas-shaali-hiin, binnashri wazh-zhafari walfat-hil mubiin. Laa ilaaha illaa anta sub-haanaka innii kuntu minazh-zhaalimiin.

Kami memohon kepada Engkau, Ya Allah, dengan perantaraan berbagai rahasia para pendoa yang terkabul tersebut, kiranya Engkau menerima dari kami apa saja yang kami mintakan kepada-Mu dan kiranya Engkau memberikan kepada kami apa saja yang kami mohonkan kepada-Mu. Wujudkan untuk kami janji-Mu yang telah Engkau janjikan kepada para hamba-Mu yang shalih, janji berupa bantuan, pertolongan dan kemenangan yang gemilang. Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Aku sungguh termasuk golongan orang-orang yang zhalim.

إِنْقَطَعَتْ آمَالُنَا وَعِزَّتِكَ إلاَّ مِنْكَ, وَخَابَ رَجَاؤُنَا وَحَقِّكَ إلاَّ فِيْكَ (3×)

Inqatha’at aamaalunaa wa’izzatika illaa minka, wakhaaba rajaa-unaa wahaqqika illaa fiika (3 x).
Terputus angan-angan kami, Demi Kemuliaan-Mu, selain yang berasal dari-Mu. Gagal harapan kami, Demi Hak-Mu, selain yang ada pada-Mu.

إِنْ أَبْطَأَتْ غَارَةَ اْلأَرْحَامِ وَابْتَعَدَتْ * 
فَأَقْرَبُ الشَّيْئِ مِنَّاغـَارَةُ الَّلهِ

In abtha-at ghaaratul arhaami wabta’adat * Fa-aqrabus-syai-i minna ghaaratullooh

Jika terlambat dan menjadi jauh pasukan kerabat, maka sesuatu yang paling dekat dari kami adalah pasukan Allah.

يَاغَارَةَ اللهِ  جِدِّى السَيْرَ مُسْرِعـَةً * 
فىِ حَلِّ عُقْدَتِنَا يَاغَـارَةَ اللهِ
عَدَتِ  الْعَـادُونَ وَجـــَارُوا * 
وَرَجــَوْنَا اللهَ مُجِــيْرًا
وَكَــــفَى  بِاللهِ وَلِـــيًّا * 
وَكَـــفَى بِاللهِ نَصِـيْرًا

Yaa ghaaratalloohi jiddis-saira musri’atan * Fii halli ‘uqdatinaa yaa ghaaratallooh.
‘Adatil ‘aaduuna wajaaruu * Warajaunallooha mujiiraa.
Wakafaa billaahi waliyyaa * Wakafaa billaahi nashiiraa.

Wahai Pasukan Allah, bergegas-gegaslah bergerak secara cepat, didalam mengurai tali simpul kami, wahai pasukan Allah
Telah kembali dan berlari orang-orang yang kembali, dan kami berharap kepada Allah sebagai orang yang lari.
Cukuplah Allah sebagai Pelindungku. Dan cukup Allah sebagai Penolongku.

يَاوَاحِدُ يَاعَلِىُّ يَاحَلِيْمُ, وَحَسْبُنَا الَّلهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ, وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالَّلهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ, سَلاَمٌ عَلَى نُوحٍ فِى الْعَالَمِيْنَ, إِسْتَجِبْ لَنَا آمِيْن آمِيْن آمِيْن. 

Yaa waahidu yaa ‘aliyyu yaa haliimu, hasbunalloohu wani’mal wakiil. Walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim. Salaamun ‘alaa nuhin fil ‘aalamiin. Istajib lanaa aamiin aamiin aamiin.

Wahai Yang Maha Esa, wahai Yang Maha Tinggi, wahai Yang Maha Penyantun!  Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah. Salam sejahtera atas Nabi Nuh di alam semesta. Kabulkan doa kami. Amin. Amin. Amin

فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.  وَصَلىَّ اللَّهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ, وَعَلَىآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Faquthi’a daabiral qaumilladziina zhalamuu fa-ashbahuu laa yuraa illaa masaakinuhum, walham-dulillaahi rabbil ‘aalamiin. Wa shallalloohu ‘alaa sayyidinaa muhammadin sayyidil mursaliin, wa’alaa aalihii washahbihii ajma’iin.

Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Sehingga jadilah mereka tidak diperlihatkan selain tempat-tempat tinggal mereka Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Semoga Allah melimpahkan rahma ta’zhim kepada junjungan kami, Muhammad yang menjadi penghulu para Rasul, beserta keluarga dan sahabatnya seluruhnya.

اللّهُمَّ أَنْتَ تَعْلَمُ أَعْدَائَنَا عَدَدًا, فَبَدِّدْ شَمْلَهُمْ بِدَدًا, وَلاَ تُبْقِ مِنْهُمْ أَحَدًا, إِنَّكَ أَنْتَ الْبَاقِى سَرْمَدًا.

Alloohumma anta ta’lamu a’daa-anaa ‘adadaa, fabaddid syamlahum bidadaa, wala tubqi minhum ahadaa, innaka antal baaqii sarmadaa.

Ya Allah! Engkau mengetahui pusuh-musuh kami berbilang-bilang, cerai beraikan persatuan mereka dengan sungguh-sungguh dan jangan Engkau sisakan dari mereka seorang pun, karena Engkau adalah Dzat Yang Maha Kekal abadi.

وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لاَ يَشْعُرُونَ. فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ أَنَّا دَمَّرْنَاهُمْ وَقَوْمَهُمْ أَجْمَعِينَ. فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا.

Wamakaruu makran wamakarnaa makran wa hum laa yasy’uruun. Fanzhur kaifa kaana ‘aaqi-batu makrihim annaa dammarnaahum wa qauma-hum ajma’iin. Fatilka buyuutuhum khaawiyatan bimaa zhalamuu.

Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. (QS an-Naml : 50).

تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لاَ يُرَى إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ .

Tudammiru kulla syai-in bi-amrirabbihaa fa-ashbahuu laa yuraa illaa masaakinuhum. 

Yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. (QS al-Ahqaf : 25).

فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِنْ بَاقِيَةٍ. وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا. فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Fahal taraa lahum min baaqiyah. Wahiya khaawiyatun ‘alaa ‘uruu-syihaa. Faquthi’a daabirul qaumilladziina zhalamuu walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin.

Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka. (QS al-Haaqqah : 8).
Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (QS al-An’am : 45).

PENJELASAN :

Hizib di atas dibaca sekali atau tiga kali setelah sebelumnya didahului membaca hasbanah: Hasbunalloohu wa ni’mal wakiil sebanyak 450 x.
Jika menghadapi problem atau masalah yang serius, penting dan mendesak, Hizib di atas dapat dibaca sampai 41 kali, setelah sebelumnya membaca Hasbanah sepeerti di atas.
Demikian pula sewaktu menghadapi persoalan dan urusan sangat penting, serius dan mendesk, bacalah Hasbanah 100x, lalu membaca hizib Nashr 3x, lalu membaca Hasbanah lagi 100 x, diteruskan bacaan hizib 3 x. Begitu seterusnya sampai Hasbanah dibaca  sebanyak 1000 x dan Hizib menjapai jumlah 30 x.
Sebelum mengamalkan hizib ini, hendaknya didahului dengan bacaan : 1) Istighfar,   2) Shalawat Nabi

________________________________
*) Teks Doa diambil dari kitab asli berbahasa arab : "Khulashoh Syawariq al-Anwar" (KSA), tulisan Prof. DR. Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani




Thursday, July 24, 2014

Mujahadah againts 7 Parts of Body

Mujaahada struggle first of all they say you have to struggle against the 7 parts, jawaarih of the body, the limbs. for every limb there are bad defects that go with it.
first is limb of the tongue.
so the seven of them are
1) Tongue (lisaan),
2) Ears (udhunaan)
3) Eyes,
4) Legs
5) Arms
6) Stomach
7) Your private parts.

These seven limbs will drop you in complete disaster and drop you in a well that you cannot be picked up by your teacher.
 

3 Macam Jihad

1. Jihad Melawan Musuh
2. Jihad Melawan Syetan
3. Jihad Melawan Ego

Tuesday, July 22, 2014

Shalawat Almahdi

Shalawat al-Mahdi


صلاة المهد
اللهم صلي و سلم على نبينا محمدٍ عليه السلام صلاةً تدوم و تهدى إليه ما مر الليال و طول الدوام

Allâhumma shalli wa sallim `alâ nabiyyinâ Muhammad `alayhi ‘s-salâm, shalâtan tadûmu wa tuhda ilayh mâ marra ‘l-layâli wa thûla ‘d-dawâm

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi kami Muhammad (s), dengan rahmat yang menetap dan dipersembahkan kepadanya, sepanjang malam-malam yang berlalu dan berlangsung selamanya.

Monday, July 21, 2014

Sayyidina Ali's Quote

Sayyidina 'Ali (r) said, talk to people with what they know. that means at their level. atuhiboon an yukadhdhibullah wa rasooluh

The Shaykh

When he finds that shaykh is inheritor of the Prophet (s) then he will have that shaykh as teacher. that shaykh will get you ijitima(association), istima`(listen), ittiba`(follow),intifa`(benefit).

Sunday, July 20, 2014

Sholat sunnah on last friday of Ramadhan

The Sunnat prayer done in the Last Friday of Ramadhan

The following prayer is to be done on the night of the last Friday in Ramadhan, it equals a thousand months of worship, it covers all the worship one has missed in one’s lifetime.

Sayyidina Abu Bakr Siddiq (ra) said that this was a Sunnat prayer done to atone for all the past prayers that we missed since we were born. It is was equivalent to 400 years of missed past prayers, and Sayyidina Ali (ra) said that it could even be rewarded as 1000 years of missed prayers. When asked what the excess years are for, since we live for only 60+ years, the Prophet (saw) said that it will be used to atone for the missed prayers of our parents and ancestors, as well as for people in our town or village.

It is a four raka’at prayer prayed with one tashahud and one salam at the end (the is no tashahud after two raka’ats, just continue from the 2nd to the 3rd raka’at without reading ‘At-tahiyyatul…’.

It is prayed with the intention:

I am praying this sunnah/nafil prayer, as atonement all the prayers I have missed in my lifetime since the day I was born, till this moment.

In the 1st raka’at, recite Surah Fatihah once, and Surah al-Qadr (Surah 97) 15 times.
In the 2nd raka’at, recite Surah al-Fatihah once, then Surah al-Kauthar (Surah 108) 15 times.
In the 3rd raka’at, recite Surah Fatihah once, and Surah al-Qadr (Surah 97) 15 times.
In the 4th raka’at, recite Surah al-Fatihah once, then Surah al-Kauthar (Surah 108) 15 times.
Then read Sayyidul Selawat, and the Quranic verse, “Innallah hawa mala ikatahu, you sollu ‘alan nabi….”

Then recite 100 Selawat/Darood Shareef upon Rasulullah (saw).

Finally, recite the following do’a 3 times:

You may pray this with an Imam leading, and the jema’ah may choose to read with Imam or just remain silent while concentrating on the Imam’s reading. When the Imam raeds the do’a, the congregation MUST recite Ameen, so that it is as if they too are reading this do’a. They needn’t read it again, if the Imam has already done so.

Shaykh Adnan has also performed this prayer this year, slightly different, with 15 Surah Al Qadr and 15 Surah Al-Kauthar being recited after Surah al-Fatihah, in EACH of the 4 raka’ats.

Shaykh Abdul Qadir Jilani (q) teaches another Sunnat prayer, Solat al-Khusama, that is to be done on the last Friday of Ramadhan.

In addition to the Sunnat prayer above, this is another special Solat that is done on the last Friday of Ramadhan, usually between Juma’at prayers and asar.

It is a 4 raka’at prayer, done at one go with one salam at the end, that is done, so that the reward of it is donated to all people whom you have harmed and sinned against, so that Allah will use the reward to satisfy their claims on the Day of Resurrection, if He so wills.

It is done as follows:

1st raka’at: Surah al-Fatihah, followed by Surah al-Ikhlas (Qul hu Allau ahad) 11 times
2nd raka’at: Surah al-Fatihah, followed by Surah al-Ikhlas (Qul hu Allau ahad) 10 times, and Surah al-Kafiroon, 3 times
3rd raka’at: Surah al-Fatihah, followed by Surah al-Ikhlas (Qul hu Allau ahad) 10 times, and Surah al-Takathur (Alha kumu takathur), 1 time. Surah al-Takathur is Surah number 102.
4th raka’at: Surah al-Fatihah, followed by Surah al-Ikhlas (Qul hu Allau ahad) 15 times, and Ayatul Kusi 1 time.
Then donate the spiritual reward of the performance of this prayer, to all those enemies who will have a claim against you on Judgement Day.

*Untuk Kalangan Sendiri