Ketika Mawlana Syekh Nazim (q) berkata, “Yaa Syah-i-Mardaan, yaa Syah-i-Mardaan, yaa Syah-i-Mardaan, yaa Syah-i-Mardaan!” kita memberikan bay’at kita kepadanya. Ketika kita mengatakan, “Inna alladziina yubaayi`uunaka innamaa yubaayi`uun Allah, yadullaahi fawqa aydiihim, faman nakatsa fa-innama yankutsu `alaa nafsihi wa man awfaa bimaa `ahad `alayhullaaha fa-sayu’tiihi ajran `azhiima (48:10) ...wallah bima naquul wakiil wa qabilnaa bi Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil wa Grandsyekh `AbdAllah al-Fa'iz ad-Daghestani wa bi Syah-i-Mardaan wa Imam al-Mahdi al-muntazir... wa kullun min rasuulullah multamisan.
Jadi Mawlana Syekh Nazim (q) menyebut Syah-i-Mardaan dan terus menyebut Syah-i-Mardaan, dan beliau berkata, “Aku menarik rahasia Tarekat Naqsybandi dan aku berikan kepadamu (Sayyidina `Ali)! Ini adalah pekerjaanmu, kau yang akan menanganinya!” sebagaimana Grandsyekh `AbdAllah berkata, “Ketika seorang syekh tarekat meninggal dunia, beliau menyerahkannya kepada Sayyidina `Ali (r) dan Sayyidina al-Mahdi (a).”
Jadi sekarang sebagian besar tarekat berada di tangan Sayyidina `Ali (r) dan Sayyidina al-Mahdi (a) kecuali untuk Tarekat Naqsybandi, ia masih menetes. Tetapi sebelum meninggal dunia, Mawlana Syekh menyerahkannya ke tangan Syah-i-Mardaan, menyerahkan ke tangannya! Itu adalah rahasia, yang diberikan kepada Syah-i-Mardaan! Itu adalah rahasia yang dikirimkan oleh Mawlana Syekh, untuk memahami, apa makna menyebut Syah-i-Mardaan. Rahasia itu tidak dapat diteruskan dalam video klip selama setengah menit! Rahasia itu telah diteruskan dari Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil (q) kepada Sayyidina al-Mahdi (s) dan kepada Syah-i-Mardaan, tetapi itu memerlukan waktu. (MSH)
No comments:
Post a Comment