Naqshbandi Haqqani Indonesia:
Awrad Khusus dari Grandsyekh Abdullah ad-Daghestani (q)
Bagian 1
Tafakkur fii layl (تفكر في الليل), sababu himaayatil `abd (سبب الحماية العبد), tafakur/meditasi di malam hari, ketika orang-orang sedang tidur menjadi sebab bagi perlindungan seorang hamba, dan ia akan melindungi kalian dari syirik dan kufur hingga pagi harinya.
Jadi ketika kalian bangun untuk qiyamul lail, kita tahu bahwa kita ini `aajiz (عاجز), tidak berdaya untuk bangun, tetapi man tasyabbaha bi qawmin fahuwa minhum (من تشبه بقوم فهو منهم), barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka. (Abu Dawuud), dan innamal a`maalu bi 'n-niyyaat (إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ), jika niat kalian baik maka segalanya akan menjadi baik bahkan jika kalian tidak mampu melakukannya.
Jadi tafakur itu pertama akan melindungi kalian, dan menyelamatkan kalian dari hal-hal yang berat di siang harinya. Untuk menyelamatkan kalian dari hal tersebut dan untuk masuk ke dalam samudra ilmu, kalian harus membaca:
Syahadatain (3 kali)
Astaghfirullah (70 kali)
Surat al-Fatihah (1 kali)
Surat al-Ikhlash (3 kali)
Dan menghadiahkannya kepada Nabi (saw) yang kemudian akan mempersembahkannya kepada Allah (swt). Jika seseorang membacanya dan kemudian tidur dengan adab ini, Allah (swt) akan memberinya ru'yah (رؤية), penglihatan dan mimpi seolah-olah ia berada dalam hadirat Nabi (saw). Grandsyekh mengatakan bahwa Awliyaullah mengetahui bahwa para pengikutnya itu tidak berdaya sehingga mereka melakukannya atas nama para pengikutnya, tetapi mereka ingin agar para pengikutnya melakukan sesuatu agar pipa di antara mereka menjadi terhubung.
Shaykh Hisham Kabbani
Awrad Khusus dari Grandsyekh Abdullah ad-Daghestani (q)
Bagian 2
Allah (swt) berfirman di dalam al-Qur'anul karim,
أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
Athii`uullaaha wa athii`uu 'r-Rasuula wa uuli 'l-amri minkum
Patuhi Allah, patuhi Rasul dan patuhi orang-orang yang mempunyai otoritas di antara kalian. (Surat an-Nisaa, 4:59)
Kita berada di bawah perintah ithaa`a (أطاع), kepatuhan kepada Allah dan Nabi-Nya (saw) dan orang-orang yang mempunyai otoritas atas kalian, di sini maksudnya ulil amri adalah Awliyaullah. Beberapa ulama mengatakan bahwa maksudnya adalah pemerintah, itu tidak mengapa, dan beberapa lagi mengatakan bahwa maksudnya adalah ulama; tetapi di sini yang kita maksudkan adalah para Awliyaullah yang membimbing kalian pada amal yang baik.
Grandsyekh mengatakan bahwa Jika seseorang yang telah mengulurkan tangannya untuk mengambil bay'at, atau berikrar kepada Syekh untuk mendapatkan bimbingannya mendapati dirinya jatuh ke dalam masalah (تقع في مأزق), masalah apa pun itu, jika ia berdoa dan ditambah doa semua manusia di bumi ini, itu tidak akan menyelamatkannya sebagaimana Awrad yang akan kuberikan kepada kalian; awrad yang sangat sederhana, tetapi ia bagaikan pedang yang akan merobek masalah yang kalian hadapi dan kalian akan mendapati responnya dengan segera.
Pertama adalah membaca Syahadatain (3 kali), lalu Astaghfirullah (70 kali), al-Fatihah (1 kali) lalu kalian hadiahkan kepada Nabi (saw) untuk mengurus orang tersebut. Jika kalian membacakannya kepada orang yang sakit. Jika sakitnya bukanlah sakit yang akan menyebabkan kematiannya, maka ia akan disembuhkan.
Jadi yang pertama saya sebutkan tadi adalah untuk tafakur, untuk masuk ke dalam samudra enam kekuatan hakikat. Jadi kedua bacaan ini jangan kalian lupakan, yang pertama untuk tafakur, dan yang kedua ketika kalian mendapati masalah dan untuk orang yang sakit agar dapat disembuhkan atas Perintah Allah dan melalui rahmatnya Nabi (saw). Ithaatullaah, kepatuhan kepada Allah adalah ruhnya ibadah. Jadi, milikilah kepatuhan kepada Allah, Nabi-Nya dan para Awliya.
Shaykh Hisham Kabbani
No comments:
Post a Comment