Kita telah menyebutkan waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa di mana doa-doa pada waktu itu lebih cepat diterima dibandingkan pada waktu-waktu lainnya. Waktu-waktu tersebut adalah sepertiga malam terakhir, ats-tsuluts al-akhiir min al-layl (الثلث الاخير من الليل ); ketika muadzin mengumandangkan adzaan; waktu di antara adzaan dan iqaamah; setelah shalat fardhu; waktu di mana imam naik ke atas mimbar Jumat sampai shalatnya selesai; dan waktu Ashar terakhir sebelum Maghrib pada hari Jumat, wa aakhiru saa`atin ba`ad al-`ashr (وآخر ساعة بعد العصر).
Syarat-Syarat dalam berdoa:
1) وكان على طهارة
Dalam keadaan berwudhu.
2) واستقبل الداعي القبلة
Duduk menghadap Qiblah.
3) بدأ بحمد الله والثناء عليه
Diawali dengan mengagungkan Allah (swt) dan bersyukur kepada-Nya.
4) ثم ثنى بالصلوة على محمد عبده صلى الله عليه وسلم
Bershalawat untuk Nabi (saw).
Sebagaimana yang kita pelajari, doa mempunyai bagian pembuka. Kalian tidak bisa mendatangi seseorang tanpa mengetuk pintunya. Kalian mengetuk pintunya. Itu adalah adab. Jadi, untuk masuk ke dalam Hadirat Allah (swt) dan pintu akan terbuka. Kalian harus memulai doanya dengan:
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ والصلاة والسلام على اشرف المرسلين سيدنا محمد و على اله و صحبه اجمعين
“Bismillaahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim alhamdulillahi rabbi ‘l-`alamiin wa ’sh-shalaatu wa ’s-salaam `alaa asyrafi ’l-mursaliin Sayyidina wa Nabiyyinaa Muhammadin wa `alaa aalihi wa shahbihi ajma`iin,” kemudian kalian mulai dengan doa kalian.
Ketika selesai, kalian membaca:
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ربنا بقبل منا بحرمة من انزلت عليه سورة الفاتحة
Subhaana rabbika rabbi ‘l-`izzati `amaa yashifuuna wa salaamun `alaa al-mursaliina w‘alhamdulillahi rabbi ‘l-`alamiin. Rabbanaa taqabbal minnaa bi hurmati man anzalta `alayhi sirri Suratu ’l-Fatihah.”
Inilah yang kita pelajari dari Mursyid kita, dari Grandsyekh Sayyidi Syekh `AbdAllah Fa'iz ad-Daghestani (q) dan Mawlana Syekh Nazim al-Haqqani, semoga Allah memanjangkan umurnya.
Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
No comments:
Post a Comment